
Foto dari udara yang diabadikan dengan drone pada 13 November 2025 ini menunjukkan proyek fotovoltaik lepas pantai di Kota Dongying, Provinsi Shandong, China timur. Pada 2020, China mengumumkan bahwa negaranya akan berupaya untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida sebelum 2030 dan netralitas karbon sebelum 2060. (Xinhua/Zhou Guangxue)
BEIJING, 1 Desember (Xinhua) -- Teknologi digital secara signifikan membentuk kembali industri energi, mendorong sistem energi global menuju efisiensi, keberlanjutan, dan kecerdasan yang lebih besar, seperti diungkapkan sejumlah pakar dalam Konvensi Internet of Things Dunia (World Internet of Things Convention/WIOTC) 2025, yang berlangsung pada 28-29 November di Beijing.
Revolusi energi digital telah menjadi penggerak utama dalam meningkatkan ekonomi digital energi, ujar He Qiang, wakil ketua komite eksekutif WIOTC 2025, dalam forum energi cerdas.
Dirinya menyebutkan bahwa mahadata (big data) membawa transparansi pada operasi sistem energi, sementara kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) menyediakan sistem dengan kemampuan kognitif dan pengambilan keputusan. Selain itu, teknologi blockchain menciptakan fondasi tepercaya untuk transaksi energi terdistribusi. Semua teknologi ini saling terhubung melalui Internet of Things (IoT), membentuk sebuah ekosistem digital yang terintegrasi.
Transformasi tersebut kini sedang berlangsung dalam skala global.
Wang Yongjie, direktur Komite Kerja Energi Asosiasi Informasi China, mengamati bahwa konvergensi teknologi membuat pemantauan energi di daerah terpencil menjadi mungkin dilakukan, seperti yang ditunjukkan oleh proyek-proyek jaringan mikro cerdas (smart microgrid) di Asia Tenggara yang menyediakan energi terbarukan sekaligus mendongkrak ekspor peralatan China.
"Dorongan untuk transisi hijau telah memicu lebih dari 130 negara untuk berkomitmen terhadap netralitas karbon, sementara menghilangkan batas-batas pasar akan mempercepat penyebaran solusi energi digital dari perekonomian-perekonomian maju ke emerging market, termasuk kawasan Sabuk dan Jalur Sutra," ujarnya.
"Dalam proses ini, keselarasan China yang semakin meningkat dengan permintaan global tidak hanya mewakili ekspor teknis tetapi juga restrukturisasi tata kelola energi global yang berarti," imbuh Wang.
Dokumen kebijakan China tentang pengembangan energi berkualitas tinggi berbasis AI yang diterbitkan pada September 2025 telah menetapkan target untuk membangun sebuah sistem inovasi energi-AI yang terintegrasi pada 2027, dengan tujuan untuk mencapai penerapan AI yang terdepan di dunia dalam sektor energi pada 2030.
Seiring dengan kebijakan yang terus berkembang, penerapan AI semakin substansial di seluruh sektor energi.
Han Xiaoyan, presiden BOE Energy Technology Co., Ltd., menyampaikan bahwa AI kini digunakan untuk prakiraan yang akurat dalam pembangkitan dan konsumsi listrik, penyaluran cerdas untuk mengoptimalkan keuntungan, diagnosis kesalahan dalam pembangkit energi terbarukan, serta peningkatan efisiensi operasional melalui sistem tanya-jawab berbasis model besar.
"Penerapan-penerapan praktis ini menunjukkan evolusi AI dari konsep teoretis menjadi alat yang produktif dalam industri energi," jelasnya.
Terlepas dari kemajuan tersebut, masih ada sejumlah tantangan yang cukup besar. Wang menunjuk pada hambatan teknis yang masih ada, kekhawatiran akan keamanan data yang terus berlanjut, dan siklus investasi yang diperpanjang sebagai isu-isu utama yang dihadapi sektor ini.
Dirinya mengutip contoh-contoh seperti sistem yang sudah usang yang tidak kompatibel dengan sensor modern, risiko kebocoran data dalam transaksi energi lintas perbatasan, dan keuntungan yang terbatas akibat minimnya dukungan operasional lokal di beberapa pasar.
Untuk mengatasi tantangan-tantangan ini, Wang mengusulkan pembuatan platform teknologi terbuka untuk berbagi solusi kembar AI dan digital. Pendekatan ini bertujuan untuk meningkatkan koordinasi standar internasional guna memfasilitasi pengakuan teknis dan membangun sebuah ekosistem inovasi yang mendukung ekspansi global usaha kecil dan menengah.
Mengusung tema "Ekonomi Baru yang Terhubung Secara Cerdas, Masyarakat Cerdas di Era Baru" (Intelligently Interconnected New Economy, Smart Society in the New Era), WIOTC 2025 mempertemukan para pejabat, pakar, akademisi, dan perwakilan bisnis dari 80 lebih negara, untuk membahas peran IoT dalam memajukan transformasi digital ekonomi global yang bersifat kolektif dan berkelanjutan. Selesai
Advertisement
