Lama Baca 3 Menit

Perdana Menteri India Menyangkal Serangan Tiongkok ke India Sebelum Bentrokan Mematikan, Ada Apa?

21 June 2020, 11:50 WIB

Perdana Menteri India Menyangkal Serangan Tiongkok ke India Sebelum Bentrokan Mematikan, Ada Apa?-Image-1

Narendra Modi - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

New Delhi, Bolong.id – Perdana Menteri India, Narendra Modi mengatakan bahwa India terluka dan marah atas tewasnya 20 tentara India dalam insiden bentrok yang terjadi di perbatasan Himalaya pada Senin (15/6/2020) lalu. Namun, Modi justru menyangkal telah ada serangan dari militer Tiongkok yang memicu terjadinya bentrokan mematikan tersebut.

Dalam pidato publik yang disiarkan di televisi India pada hari Jumat (19/6/2020), Narendra Modi mengatakan bahwa tidak ada yang menyusup ke perbatasan India, tidak ada orang di sana saat ini, dan juga tidak ada tentara penjaga perbatasan India yang pernah ditangkap. Modi juga meyakinkan para pemimpin politik dengan mengatakan bahwa ‘militer India akan berusaha keras untuk melindungi bangsanya’, dilansir dari aljazeera.com.

Pernyataan Perdana Menteri India dalam pidato publiknya tersebut tampaknya mengecilkan insiden bentrok mematikan pada awal pekan lalu, dan sangat berbanding terbalik dengan pernyataan pemerintah India sebelumnya tentang insiden tersebut. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri India, Subrahmanyam, pada hari Rabu (17/6/2020) mengatakan bahwa bentrok mematikan itu dipicu setelah pihak Tiongkok berusaha membangun infrastruktur di Lembah Galwan di sisi wilayah India dalam garis kontrol aktual. Sementara itu, media India pada hari Jumat (19/6/2020) juga melaporkan bahwa Tiongkok telah membebaskan 10 tentara India yang ditangkap dalam insiden bentrok tersebut setelah beberapa putaran pembicaraan perdamaian pada Kamis malam (18/9/2020).

Melansir bbc.com, nampaknya kini India lebih menahan diri, Modi dan jajaran menterinya mengambil sikap untuk lebih berhati-hati dalam menyampaikan pesan kepada publik dan lebih banyak menunjukkan rasa berduka atas tewasnya tentara di perbatasan dalam insiden yang terjadi. Dalam pernyataan Modi beberapa waktu lalu, ia mengatakan, “India menginginkan perdamaian, tapi ketika dihasut, India akan memberikan balasan yang sesuai.” Pernyataan Modi tersebut terlihat lebih ditujukan kepada lawan politik dan pendukungnya di India, daripada memperingatkan Tiongkok. Nampaknya India pun tidak ingin mengulangi kenangan atas kekalahannya dalam bentrok perbatasan dengan Tiongkok pada 1962 yang telah membuat India sangat menderita.*