Lama Baca 4 Menit

Sutradara Film ‘Train to Busan’ Rencanakan Buat Film Zombie Bergaya Tiongkok

14 July 2020, 15:56 WIB

Sutradara Film ‘Train to Busan’ Rencanakan Buat Film Zombie Bergaya Tiongkok-Image-1

Sutradara Train to Busan, Yeon Sangho - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Seoul, Bolong.id - Dalam sebuah wawancara dengan media pada hari Jumat (10/7/2020), Yeon Sangho mengatakan setelah menonton banyak film Tiongkok yang menampilkan jiangshi (僵尸) atau mayat hidup khas Tiongkok yang juga biasa disebut "hopping vampire" atau "hopping zombie" dalam bahasa Inggris, ia mulai mengerti mengapa jenis film ini sangat populer di Asia pada akhir 1980-an. Yeon mengungkapkan dirinya cukup terkesan dengan gerakan unik monster tradisional Tiongkok ini, serta kung fu Tiongkok yang ditampilkan saat menonton film Mr. Vampire (僵尸先生), dilansir dari sina.com.cn. Film bertema jiangshi (僵尸) dari Hong Kong menjadi populer di Asia setelah Mr. Vampire (僵尸先生) tayang pada tahun 1985 dan menjadi film populer yang memperkenalkan sosok yang mirip dengan vampir ke pasar film.

Yeon Sangho sendiri tidak asing dengan film bergenre zombie. Pada tahun 2016, ia menyutradarai Train to Busan, sebuah film aksi-horor Korea Selatan yang menghasilkan box office senilai $93.100.000 (sekitar Rp1,35 triliun) di seluruh dunia. Angka fantastis ini menjadikan Train to Busan menjadi film Korea Selatan dengan pendapatan tertinggi di banyak negara Asia termasuk Singapura dan Malaysia.

Yeon mengungkapkan dirinya berencana untuk bertindak sebagai penulis skenario di film terbarunya daripada menyutradarainya. Dirinya juga ingin membuat sisi baru dari film dengan tema zombie. Sekarang, ia tengah berbicara dengan tim produksi dari Train to Busan untuk mendapatkan inspirasi.

Dilansir dari Global Times, Shi Wenxue (石文学), seorang kritikus film dan seorang dosen di Akademi Film Beijing (北京电影学院), mengatakan pada hari Minggu (12/7/2020) film-film bertema zombie Tiongkok cenderung seputar mayat hidup yang melompat kaku dan mengenakan pakaian tradisional Dinasti Qing (1644-1911). Daripada sisi menyeramkan, elemen komedi lebih banyak ditampilkan, sementara sebagian besar film zombie Korea Selatan didasarkan pada film horor dari negara-negara Barat.

Meskipun Yeon belum mengungkapkan apakah dia akan bekerja sama dengan produser film Tiongkok dalam film barunya ini, pakar film Korea Selatan Fan Xiaoqing (范小青) yang juga merupakan seorang profesor di Akademi Teater dan Film Universitas Komunikasi Tiongkok (中国传媒大学) mengatakan langkah Yeon Sangho untuk membuat film dengan karakteristik Tiongkok mencerminkan kecenderungan akan adanya kerja sama persahabatan antara kedua negara di bidang perfilman, terutama setelah pandemi COVID-19 yang menyebabkan menyusutnya industri film di kedua negara.

Dia menambahkan film bertema zombie dapat menjadi viral di tengah pandemi COVID-19 jika menyentuh hati penonton bioskop dan menunjukkan sisi kebaikan manusia. Kombinasi teknik narasi film Korea Selatan yang luar biasa, eksplorasi mendalam tentang sifat manusia, dan zombie bergaya Tiongkok dapat menjadi kombinasi yang cukup menarik, tetapi juga akan menjadi tantangan untuk berhasil mengintegrasikan begitu banyak elemen, kata Fan. (*)