JUDUL: Ratusan Orang Berunjuk Rasa di Gaza Utara, Protes Serangan dan Blokade Israel
SHOOTING TIME: 28 April 2025
DATELINE: 29 April 2025
DURASI: 00:02:01
LOKASI: GAZA, Palestina
KATEGORI: POLITIK
SHOTLIST:
1. Berbagai cuplikan aksi unjuk rasa
2. SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): RUBA ALIAN, Pengunjuk rasa
3. SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): SUMAYA AL-GHAZALI, Pengunjuk rasa
STORYLINE:
Ratusan wanita dan anak-anak Palestina turun ke jalan pada Senin (28/4) di Kota Beit Lahia, Gaza utara. Mereka menuntut diakhirinya segera serangan militer dan blokade bantuan yang masih dilancarkan oleh Israel.
Berjalan di antara daerah-daerah yang hancur, para pengunjuk rasa memegang spanduk dalam bahasa Arab yang berbunyi "Cukup sudah membuat kami mengungsi dan kehilangan tempat tinggal", "Cukup sudah pembunuhan dan penghancuran", dan "Hentikan pertumpahan darah". Mereka juga meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan diakhirinya perang Gaza.
SOUNDBITE 1 (Bahasa Arab): RUBA ALIAN, Pengunjuk rasa
"Saya anak perempuan Palestina, dan hati saya dipenuhi dengan cahaya dan kasih. Saya mendambakan perdamaian, bukan perang; saya tidak ingin hidup dikelilingi oleh darah, kematian, dan ketakutan. Saya ingin merasakan kebahagiaan, mendengar tawa anak-anak, membangun rumah alih-alih melihatnya dihancurkan, dan menanam bunga di tempat rumah-rumah yang telah hangus terbakar. Wahai para pemimpin, perdamaian bukanlah sebuah permainan; perdamaian adalah sebuah keputusan. Mari memilih untuk hidup dengan penuh kasih dan rasa aman."
SOUNDBITE 2 (Bahasa Arab): SUMAYA AL-GHAZALI, Pengunjuk rasa
"Kepada dunia yang bebas, saya sampaikan sebuah permohonan: Hentikan genosida ini. Kami memiliki hak untuk hidup. Kami adalah warga sipil yang mencari perdamaian, dan kami mengecam terorisme dalam segala bentuknya. Seperti halnya semua orang di seluruh dunia, kami berhak hidup dalam damai. Di manakah hak-hak warga sipil? Kami, yang tidak bersalah, menuntut perlindungan. Sepanjang sejarah, warga sipil diberi perlindungan dari perang, mengapa sekarang tidak? Kami menuntut dunia untuk membela kami, karena kami menginginkan perdamaian. Kami hidup dalam ketakutan dan kekurangan, menyaksikan anak-anak kami mati di depan mata kami. Kami menyerukan kepada semua pihak untuk melindungi kami, karena kami bukan sekadar angka statistik, kami adalah manusia yang berhak untuk hidup bermartabat dan dalam damai."
Israel memblokade masuknya semua bantuan kemanusiaan ke Gaza sejak 2 Maret lalu. Pada 18 Maret, Israel kemudian mengakhiri gencatan senjata selama dua bulan dengan Hamas dan kembali melancarkan serangan mematikan dari udara maupun darat di daerah kantong tersebut.
Serangan Israel pascagencatan senjata tersebut sejauh ini telah menewaskan 2.222 warga Palestina dan melukai 5.751 lainnya, demikian disampaikan otoritas kesehatan Gaza pada Senin, seraya menambahkan bahwa jumlah korban tewas di daerah kantong itu sejak perang dimulai pada Oktober 2023 telah bertambah menjadi 52.314 orang, sedangkan korban luka mencapai 117.792 orang.
Pada Jumat (25/4) pekan lalu, Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan pihaknya telah kehabisan stok makanan di Gaza karena perlintasan perbatasan masih ditutup.
Pada Minggu (27/4), Badan Bantuan PBB untuk Pengungsi Palestina di Kawasan Timur Tengah (UNRWA) mengatakan persediaan tepung di Gaza telah menipis di tengah berlanjutnya blokade Israel. Sementara itu, sekitar 3.000 truk UNRWA yang berisi bantuan penyelamat nyawa masih tertahan di perbatasan.
Koresponden Kantor Berita Xinhua melaporkan dari Gaza, Palestina.
(XHTV)
Advertisement
