Lama Baca 4 Menit

Waspadai Tiongkok, Jepang Akan Beli Ranjau Drone Anti Kapal Selam

29 June 2020, 18:40 WIB

Waspadai Tiongkok, Jepang Akan Beli Ranjau Drone Anti Kapal Selam-Image-1

Ranjau drone anti kapal selam - Image from Janes


Jakarta, Bolong.id - Jepang segera punya ranjau bawah laut yang bisa gerak otomatis. Lazim disebut unmanned underwater vehicle (UUV). Fungsinya mirip drone. Ini ranjau drone bawah laut.

Dikutip dari Janes.com (23/6/2020), jenis ranjau yang dimaksud adalah self propelled mine system, yang akan dioperasikan secara remote.

Selama ini, masyarakat internasional tidak melihat Jepang berkonsentrasi pada persenjataan. Sejak perang dunia kedua usai, Jepang konsentrasi membangun ekonomi negara. Dan, sudah maju pesat.

Tapi, beberapa waktu belakangan, ada beberapa peristiwa yang membuat Jepang meningkatkan persenjataan. Terutama menyangkut potensi konflik di Laut China Timur dan Laut China Selatan.

Terbukti, beberapa bagian wilayah (pulau) Jepang di wilayah itu disengketakan dengan Tiongkok.

Misalnya, Pulau Senkaku di Laut China Timur, yang oleh Beijing diklaim sebagai Pulau Diaoyu. Bersengketa dengan pihak Jepang.

Juga, kapal perang Tiongkok bermanuver mendekat Perairan Jepang. Seperti pada 18 Juni 2020, diduga sebuah kapal selam Tiongkok melintas di dekat Pulau Amami-Oshima di Prefektur Kagoshima.

Meski keberadaan kapal selam itu terdeteksi, namun kapal selam itu belum melanggar teritorial laut Jepang.

Lantas, Sabtu pagi (20/6/2020), lewat deteksi pesawat intai maritim AL Jepang, kapal selam itu diketahui sudah berada di perairan barat Pulau Yokoate, wilayah Jepang.

Sejatinya investasi Jepang pada armada kapal perang, khususnya dalam mendukung misi anti kapal selam, sudah sangat besar.

Tapi, tampaknya Jepang waspadai kemungkinan meletusnya konflik, baik dengan Tiongkok maupun Korea Utara.

Dikutip dari Janes, dalam menanggapi perkembangan yang ada, Kementerian Pertahanan Jepang, akan mengembangkan dua prototipe jenis ranjau laut tersebut.

Kementerian Pertahanan Jepang menggambarkan sistem ranjau gerak sendiri ini beroperasi layaknya drone bawah air atau akrab disebut unmanned underwater vehicle (UUV).

Bedanya, drone ranjau alias drone kamikaze bawah air ini, sudah dilengkapi bahan peledak. Kemhan Jepang menyebut, wahana ini nantinya akan diterjunkan ke wilayah laut yang berisiko tinggi.

Mekanisme pengoperasiannya, drone ini akan diledakan dari jarak jauh dengan proximity fuze, dimana ledakan akan dilakukan di dekat sasaran, tanpa harus menabrakan langsung ke sasaran.

Masih dari sumber yang sama, dikatakan Kemhan Jepang pada tahun fiskal 2020, telah mengamankan dana senilai US$70,1 juta untuk memesan dua unit prototipe self-propelled mine system.

Namun, pada 19 Juni lalu, Kemhan belum membuka penawaran atau tender untuk proyek prototipe tersebut.

Rencana dari Kemhan Jepang terendus setelah Acquisition, Technology & Logistics Agency (ATLA) memberi kontrak kepada Mitsubishi Heavy Industries (MHI) pada 27 Maret untuk melakukan penelitian pada beberapa teknologi, termasuk UUV.

Selain Jepang, Korea Selatan malah lebih dulu mengembangkan drone pemburu kapal selam yang dilengkapi teknologi fuel cell AIP (Air Independent Propulsion).

Proyek yang diberi label Anti-Submarine Warfare Unmanned Underwater Vehicle (ASWUUV), dibangun di bawah naungan Agency for Defense Development (ADD) Kemhan Korea Selatan, wahana ini merupakan kendaraan bawah air yang dilengkapi sonar aktif dan sonar pasif. (*)