Beijing, Bolong.id - Kapal selam Tiongkok diuji alat pendengar dan transfer data pada kedalaman 200 meter di bawah laut, di Laut China Selatan.
Dilansir dari eurasiantimes, Senin (19/9/22), kecepatan transfer data mendekati 200 bit per detik (bps). Ini sebanding dengan bandwidth radio frekuensi sangat rendah.
Para peneliti mengklaim bahwa pesan terenkripsi bebas dari kesalahan meskipun ada suara latar yang keras. Ini inovasi penting karena, selama ini jangkauan terbatas kurang dari 10 kilometer.
Suara berfrekuensi rendah dapat mentransmisikan ribuan kilometer di bawah laut.
Di jurnal peer-review, 6 September 2022, Profesor Liu Songzuo dari Universitas Teknik Harbin menjelaskan keefektifan teknologi tersebut.
Eksperimen tersebut dilakukan oleh para ilmuwan Tiongkok di dasar laut sedalam 3.800 meter antara Kepulauan Dongsha yang dikuasai Taiwan, yang dikenal di Taiwan sebagai Pratas, dan Kepulauan Paracel yang sangat diperebutkan, yang dikenal di daratan Tiongkok sebagai Xisha.
Menurut beberapa ahli militer, daerah itu berfungsi sebagai rute penting bagi kapal selam yang masuk dan keluar dari perairan dekat Tiongkok.
Bukan rahasia lagi bahwa Tiongkok telah menggunakan kendaraan permukaan tak berawak dan kapal bawah air untuk memantau daerah tersebut dan mengumpulkan intelijen secara teratur.
Meluasnya penggunaan drone memberi Beijing keuntungan militer yang signifikan, memungkinkannya untuk secara diam-diam mengumpulkan data hidrografi di perairan teritorial negara-negara tetangga. (*)