Lama Baca 4 Menit

Orang Tua Berusia 97 tahun Ini Telah Merawat Makam Prajurit Tak Dikenal Selama Puluhan Tahun

04 April 2020, 18:29 WIB

Orang Tua Berusia 97 tahun Ini Telah Merawat Makam Prajurit Tak Dikenal Selama Puluhan Tahun-Image-1

Qiu Deping, berusia 97 tahun - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

“Semua pahlawan yang terkubur di sini adalah para prajurit yang berkorban demi kemerdekaan. Bagaimana mungkin kehidupan kita sekarang yang baik seperti ini, bisa kita dapatkan tanpa mereka? Para prajurit ini telah membayarnya dengan darah dan nyawa mereka. Kuburan mereka tidak boleh digusur.". Pada tanggal 31 Maret 2020, di rumahnya di Kabupaten Sihong, Provinsi Jiangsu, Qiu Deping, seorang nenek berusia 97 tahun mengenang akan puluhan tahun tugasnya dalam menjaga makam prajurit yang tidak dikenal, ia masih mengingat banyak sekali detail peristiwa yang pernah terjadi dulu.

"Setelah merdeka, waktupun berlalu, beberapa kader desa mulai berpikir bahwa ini adalah kuburan yang tidak berpemilik dan mereka ingin menanaminya. Aku berjuang keras dan akhirnya berhasil menyelamatkan makam para prajurit ini." Qiu Deping meski sudah berusia 97 tahun, namun ia masih sehat dan lincah. Dia memberitahu wartawan bahwa selama puluhan tahun menjaga dan melindungi makam, ia telah berhadapan dengan para kader desa yang ingin menggusur makam, menghentikan penduduk desa yang ingin tinggal di tanah tersebut, dan mengusir anak-anak yang bermain di makam berkali-kali.

Kepercayaan seperti apakah yang terus membuat Qiu Deping ingin menjaga makam prajurit yang tidak dikenal itu selama puluhan tahun ini? “Para prajurit yang meninggal ini, umurnya masih terlalu muda. Saya merasa sangat sedih jika memikirkan mereka, maka dari itu saya harus menjaga mereka dengan baik." Qiu Deping menjawab wartawan. Qiu Deping juga mengatakan kepada wartawan bahwa suaminya juga seorang Prajurit Pembebasan Rakyat. Ketika dia melihat prajurit yang meninggal karena berkorban ini, dia teringat akan suaminya.

Sekarang, makam para prajurit tidak dikenal ini telah menjadi basis pendidikan komunis lokal. Setiap tahun, pada perayaan Qingming, banyak orang datang untuk memberi penghormatan. Untuk memfasilitasi upacara peringatan, desa mengadakan sumbangan inisiatif warga untuk memperbaiki makam itu. Qiu Deping bertekad untuk menyumbangkan 10.000 yuan (sekitar 23 juta rupiah) dari biaya hidupnya yang minim. Di bawah kepemimpinannya, dia berhasil mengumpulkan lebih dari 30.000 yuan (sekitar 69 juta rupiah) hanya dalam setengah hari. "Dulu, saat ibu saya masih sehat, setiap perayaan Qingming, ia selalu menceritakan kisah kesembilan prajurit ini kepada para siswa yang datang ke upacara peringatan. Sekarang tongkat kewajiban itu telah diserahkan kepada saya, dan saya harus menceritakan kisahnya dengan baik kepada keturunan saya berikutnya nanti," kata Zang Qingnian, putra kedua dari Qiu Deping.