Jakarta, Bolong.id - Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2), adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Virus ini diduga berasal dari Wuhan, Tiongkok, dan telah menyebar ke berbagai penjuru dunia. Belum lama ini, Perdana Menteri Inggris, Johnson, difoto oleh pers, saat sedang lari pagi, dari sana terlihat perbedaan pada beliau: sebelum dan sesudah terkena virus corona baru. Terlihat wajahnya pucat dan keabu-abuan, berbeda seperti sebelum terkena virus ini. "Untuk pertama kalinya, setelah bertahun-tahun, saya harus pakai kacamata. Saya tuh berpikir kalau kemunduran penglihatan saya ini disebabkan oleh COVID-19," kata Johnson.
Foto Boris Johnson (Sebelum Terkena COVID-19) - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Foto Boris Johnson (Setelah Terkena COVID-19) - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Faktanya, seperti dilansir dari mp.weixin.qq.com, bukan hanya perdana menteri Inggris saja yang menderita virus ini dan mengalami gejala seperti itu. Di seluruh dunia, semakin banyak pasien yang juga mengalami gejala aneh pasca kena COVID-19, setelah dinyatakan sembuh dan keluar dari rumah sakit. Gejala tersebut adalah sebagai berikut:
Kerusakan paru-paru
Di Italia dan Australia, banyak pasien "rehabilitasi" masih mengalami batuk, kelelahan, asma, dan gejala lainnya setelah lalui masa perawatan. Ilmuwan dan ahli biologi medis terbaik di dunia, sekaligus direktur eksekutif Joint United Nations Programme on HIV and AIDS (UNAIDS), yang bernama Peter Piot, juga pernah terkena virus ini. Ia berkata, setelah ia meninggalkan rumah sakit, dia pikir dia telah menang dari virus itu sepenuhnya, tetapi tak lama kemudian, dia mulai menderita atrofi otot, menjadi semakin lemah fisiknya. Dia dulunya suka berolahraga, tetapi sekarang dia bahkan kesulitan untuk bisa menaiki tangga dan sering mengalami kesulitan bernapas. Setelah diagnosis, ternyata ia kena fibrosis paru. Virus corona baru (SARS-CoV-2), pada bulan April 2020, ternyata bisa menyebabkan pasien kanker paru-paru jadi punya tanda-tanda fibrosis, mereka juga mengalami demam dan gejala lainnya. Fibrosis paru adalah penyakit paru-paru yang serius, fungsi pernapasan pasien akan memburuk dari hari ke hari, angka kematiannya pun jauh lebih tinggi daripada penyakit tumor, dan kerusakan ini sifatnya tetap dan permanen.
Peter Pyot - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Kerusakan hati dan ginjal
Pasien COVID-19, Scarface, didiagnosis punya gagal ginjal dalam empat minggu terakhir. Seorang ahli ginjal top Kanada mengungkapkan bahwa, pasien COVID-19 yang ada sebanyak 8% -12% di Kanada, telah menderita cedera ginjal parah akibat virus corona, mereka perlu mengandalkan perawatan dialisis tahunan untuk bisa bertahan hidup. Huang Bo (黄波), wakil direktur Institut Penelitian Medis Dasar dari Akademi Ilmu Kedokteran Tiongkok, mengatakan bahwa kerusakan hati dan ginjal orang yang terinfeksi corona itu terjadi karena disfungsi paru-paru. "Ketika fungsi pernapasan terganggu, distribusi oksigen pun terhalang, lalu organ-organ lain akan berada dalam kondisi hipoksia, ketika ginjal mereka sangat sensitif terhadap oksigen, jadinya sering kali mengalami berujung pada kerusakan fungsi organ tubuh yang serius."
Scarface - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Kerusakan pada jantung
Kerusakan yang disebabkan oleh virus corona baru pada jantung pasien juga tidak bisa diabaikan. Seorang pasien di London mengungkapkan, virus corona ini menyebabkannya mengalami kerusakan jantung yang parah. "Saya merasa kedinginan selama sembilan minggu, sejak sembuh. Kemudian, dokter memberi tahu saya bahwa saya menderita kardiomiopati kongestif (fungsi jantung yang melemah, rongga jantung membesar, pompa darah yang tidak cukup dari jantung). Kebanyakan orang bisa sembuh total, tapi yang lain mungkin masih butuh alat pacu jantung, atau bahkan transplantasi jantung.". Seorang profesor bernama James Russell dan beberapa profesor di Universitas British Columbia (UBC), bergabung dan melakukan sebuah penelitian. Akhirnya, ditemukan bahwa 50% pasien COVID-19 yang telah menerima perawatan ICU, mengalami sakit jantung dan beberapa malah kemudian meninggal dunia. Tidak hanya jantung, paru-paru dan ginjal, tetapi juga darah pasien dengan virus corona ternyata memiliki koagulasi abnormal, hal itu terjadi di Amerika Serikat. Anak-anak di Inggris malah jadi punya penyakit radang kompleks yang langka (mirip dengan penyakit Kawasaki), kebanyakan dari mereka memang kena COVID-19. Lebih dari 20 kasus peradangan pembuluh darah juga ditemukan di Italia.
Ilustrasi Gambar - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Upaya Penyembuhan adalah Sebuah Awal, Awal Dari Cobaan Baru.
Ilustrasi Gambar - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Ternyata, penyakit yang disebabkan oleh virus ini sifatnya lebih berbahaya bagi tubuh manusia, daripada yang bisa kita kira sebelumnya. Memang ada beberapa virus yang akan membuat sistem kekebalan tubuh menjadi terlalu aktif, membuat pasien memiliki sistem kekebalan tubuh yang tidak normal, dan kemudian organ-organ tubuh jadi rusak. Virus yang belum ada obatnya ini membuat pasien cuma bisa mencoba melakukan upaya penyembuhan yang berisiko, karena belum sepenuhnya efektif teruji klinis. Upaya penyembuhan-penyembuhan semacam itu juga mahal harganya.
Fang Bo (方渤), seorang pasien SARS - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Ketika SARS mengamuk 17 tahun yang lalu, untuk menyelamatkan nyawa pasien, banyak obat hormon digunakan sebagai pertolongan pertama pada pasien SARS. Namun, ada beberapa pasien yang selamat mungkin harus menanggung trauma dan rasa sakit yang disebabkan oleh gejala tambahan yang mengerikan sepanjang hidup mereka. Osteonekrosis adalah salah satu akibat dari efek samping pengobatan SARS. Tulang pasien bisa menjadi sangat rapuh. "Tulang-tulangku tuh jadi rapuh kayak mainan, rusak tanpa bisa disembuhkan, sampai akhirnya lumpuh atau mati," ungkap Fang Bo (方渤), bekas pasien SARS. Fibrosis paru juga merupakan salah satu efek samping dari SARS. Wang Jian (王剑), seorang pasien yang telah sembuh dari SARS, juga menderita fibrosis paru, nekrosis kepala femoral, pankreatitis kronis, diabetes, dan TBC. Pada kondisi terburuknya, ia dapat minum lebih dari 100 pil obat sehari. Bahkan, kalaupun kondisinya membaik, dia masih perlu minum lebih dari 20 pil obat setiap harinya. Pada pasien yang lain, mata mereka yang telah rusak juga jadi tidak dapat diperbaiki. Untuk menemukan cara yang efektif dalam menangani virus COVID-19, sejumlah besar obat, seperti hydroxychloroquine dan ridcivir, telah diuji di berbagai negara di dunia.
Wang Jian (王剑), seorang pasien SARS yang telah sembuh - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Berapa Banyak Efek Samping yang Akan Diderita Pasien-pasien Ini? Bagaimana Pencegahannya?
Pada penyakit menular, efek samping itu mengacu pada situasi di mana pasien dengan penyakit menular gagal untuk kembali menjadi normal dalam waktu yang lama, setelah masa pemulihan. Namun, dibutuhkan satu hingga tiga tahun bagi jaringan paru-paru untuk bisa mengeras dan organ agar berfungsi secara normal lagi. Dengan kata lain, perlu waktu hingga 1-3 tahun untuk benar-benar mengetahui seberapa serius konsekuensi tambahan dari penyakit COVID-19 ini bagi para bekas pasien.
Penjelasan sistem di dalam tubuh - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Saat ini, banyak orang mau membeli asuransi kesehatan untuk menghadapi penyakit tak terduga di masa depan. Ada juga banyak orang yang bersedia melakukan pemeriksaan fisik setiap tahunnya. Namun, banyak juga orang lupa kalau tubuh kita ini memiliki sistem kekebalan yang luar biasa! Setiap hari, di medan perang yang tak terlihat, tubuh kita bertempur sebanyak lebih dari satu juta kali melawan berbagai macam bakteri dan virus. Perang itu telah berlangsung selama ratusan juta tahun, kita bahkan mungkin tidak menyadarinya sama sekali. Untuk waktu yang lama, kita telah menyaksikan sebuah fenomena: selain virus, tidak peduli seberapa keras virus itu, bahkan di daerah epidemi yang parah, akan selalu ada beberapa orang yang imun. Ini membuktikan bahwa ketika kita sehat, tubuh kita punya kemampuan untuk melindungi kita dari semua jenis penyakit!
Ilustrasi Gambar - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Obat-obatan hanyalah bantuan dari luar tubuh saja. Yang benar-benar dapat mengalahkan penyakit bukanlah bantuan dari luar tersebut, tetapi tubuh kita sendiri! Asuransi kesehatan yang benar-benar efektif, yang harusnya kita andalkan bukanlah asuransi atau obat-obatan, tetapi tubuh kita sendiri! Namun, banyak orang rela begadang semalaman, rela beli masker yang paling mahal, krim mata, tapi tidak mau beristirahat yang cukup? Banyak orang mau makan makanan yang terkontaminasi oleh pestisida, pupuk kimia, herbisida dan bahan kimia, menggunakan obat terbaik dan yang paling canggih untuk mengobati orang sakit, tetapi tidak mau makan makanan sehat, yang bebas dari bahan kimia? Aneh, kan?
Ilustrasi Gambar - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Ketika merasa perlu beristirahat, berilah waktu untuk tubuh agar memperbaiki dirinya sendiri; ketika membutuhkan makanan, berikan nutrisi yang dibutuhkannya secara tepat waktu. Karena, kekebalan tubuh adalah dokter yang terbaik; kekebalan tubuh adalah kekuatan pertahanan yang paling bisa kita diandalkan!
Ilustrasi Gambar - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Rekan Bolong, setelah tahu informasi ini, jangan lupa untuk terus jaga kesehatan dan cegahlah penyakit dengan beristirahat secukupnya, ya! Meski terkesan sulit, semoga Rekan Bolong tetap semangat dalam menjalankan kehidupan di masa pandemi ini!
Advertisement