Ilustrasi individu fosil burung (gambar oleh Michael Rothman) - Image from Nature Eco Evo Community
Beijing, Bolong.id - Ilmuwan Tiongkok menegaskan, bahwa ovarium burung dapat dilestarikan dalam fosil, memberikan bukti bagi evolusi reproduksi burung.
Seperti kebanyakan hewan, dinosaurus, yang diyakini merupakan nenek moyang burung, memiliki dua ovarium. Sedangkan burung modern hanya memiliki satu ovarium, kiri. Ketika burung kehilangan ovarium kanannya, hal itu tetap menjadi misteri.
Pada 2013, para ilmuwan dari Institut Paleontologi dan Paleoanthropologi Vertebrata (IVPP) di bawah Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok mempelajari spesimen burung sekitar 120 juta tahun yang lalu. Penelitian menemukan bahwa hanya ovarium kiri yang diawetkan pada unggas purba.
Para ilmuwan menyimpulkan, selama evolusi dari dinosaurus ke burung, hilangnya ovarium kanan mungkin terjadi. Fenomena ini terjadi, mungkin sebagai cara menurunkan berat badan untuk terbang secara efisien.
Setelah penelitian ini diterbitkan, beberapa peneliti mempertanyakan apakah jaringan lunak dapat dipertahankan dalam fosil untuk waktu yang lama. Mereka menyimpulkan bahwa fosil ovarium sebenarnya adalah benih tanaman yang belum dicerna.
Tim peneliti mempelajari fosil dengan menggunakan metode termasuk pemindaian mikroskop elektron, spektroskopi dispersif energi dan teknik pembelahan tanah tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa fosil jaringan terdiri dari otot dan struktur vaskularisasi dan dapat diidentifikasi sebagai ovarium bukan benih tanaman.
Studi ini dipublikasikan dalam jurnal Communications Biology. (*)