Lama Baca 3 Menit

Satelit Pengamat Kutub Tiongkok Peroleh Lebih Dari 2.500 Gambar

15 September 2020, 11:03 WIB

Satelit Pengamat Kutub Tiongkok Peroleh Lebih Dari 2.500 Gambar-Image-1

Satelit Pengamat Kutub Tiongkok Peroleh Lebih Dari 2.500 Gambar - Image from CGTN

Beijing, Bolong.id - Satelit pengamat kutub pertama Tiongkok, BNU-1, telah memperoleh 2.501 gambar yang menutupi wilayah Arktik dan Antartika setelah mengorbit Bumi selama setahun penuh, ujar pemiliknya, Beijing Normal University (BNU), Sabtu (12/9/20).

Pada konferensi pers yang digelar di Beijing, BNU merilis serangkaian data penginderaan jauh Kutub Utara dan Selatan.

Di antara semua gambar yang diperoleh satelit, 850 gambar dari lapisan es Antartika dan 1.025 gambar daerah Kutub Utara.

Selain itu, total lebih dari 240 pemandangan penginderaan jauh berkualitas tinggi, yang menggambarkan Kutub Utara dan Selatan dalam cuaca mendung sebagian dengan resolusi 80 meter, dibuat oleh satelit.

Pengguna memiliki akses ke semua data dan gambar di atas, dan dapat mengunduhnya secara gratis, kata BNU.

Satelit yang juga disebut sebagai "Ice Pathfinder" tersebut diluncurkan pada 12 September 2019. Ini merupakan anggota pertama konstelasi satelit observasi kutub Tiongkok yang akan memiliki total 24 satelit.

Selama operasi di orbit, satelit terus memantau pembentukan es raksasa yang terjadi di Lapisan Es Amery pada September 2019 dan memperoleh gambar dan data satelit utama, kata Chen Zhuoqi, pemimpin tim operasi satelit dan juga seorang Profesor di Universitas Sun Yat-sen yang berbasis di Guangzhou.

Chen menambahkan, satelit tersebut juga menyelesaikan pemetaan penginderaan jauh Greenland dengan resolusi 70 meter pada 2020.

Didukung oleh Kementerian Sains dan Teknologi negara itu, satelit tersebut dirancang oleh BNU dan dikembangkan bersama oleh China Great Wall Industry Corporation dan Shenzhen Aerospace Dongfanghong Satellite Co., Ltd.

Satelit ini terutama dilengkapi dengan kamera lebar dengan rentang dinamis tinggi yang dirancang khusus untuk pengamatan kutub dan cocok untuk pemantauan lingkungan kutub dan lintang tengah, menurut BNU.

Rilis data penginderaan jauh kutub satelit telah menutupi kurangnya data pengamatan kutub jangka panjang Tiongkok dan sangat penting untuk mempromosikan penelitian perubahan kutub dan global negara itu, ujar Wu Qizhong dari BNU's College of Global Change and Earth System Science.

Selain itu, rilis data merupakan undangan bagi para peneliti di seluruh dunia yang fokus pada penelitian kutub untuk bersama-sama mengeksplorasi nilai aplikasi dari data tersebut, tambah Wu. (*)