Lama Baca 5 Menit

Tiongkok dan ASEAN Stabilkan Laut Tiongkok Selatan

14 September 2020, 07:57 WIB

Tiongkok dan ASEAN Stabilkan Laut Tiongkok Selatan-Image-1

Laut Tiongkok Selatan - Image from GT

Beijing, Bolong.id - Anggota Dewan Negara dan Menteri Pertahanan Tiongkok Wei Fenghe (魏凤和) menyimpulkan hasil kunjungannya ke Malaysia, Indonesia, Brunei, dan Filipina, seperti dikatakan analis Tiongkok, Minggu (13/9/20) bahwa kunjungan itu membuktikan pentingnya soliditas hubungan Tiongkok dengan negara-negara ini.

Dari 7-11 September 2020, Wei (魏) mengunjungi pertemuan empat anggota ASEAN dengan para pemimpin mereka, Presiden Indonesia, Joko Widodo, Presiden Filipina Rodrigo Duterte, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, dan Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin. 

Keempat negara tersebut menyatakan kesediaan mereka untuk masuk ke dalam kerjasama pertahanan dengan Tiongkok, menurut Kementerian Pertahanan Nasional Tiongkok.

Dalam pertemuan dengan para pemimpin negara-negara tersebut, masalah Laut Tiongkok Selatan selalu disinggung. Wei (魏) mengatakan pada pertemuan dengan Duterte bahwa menjaga stabilitas Laut Tiongkok Selatan adalah "tanggung jawab bersama dari kedua belah pihak."

Sebelum Wei (魏) memulai turnya, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Kamis (10/9/20) mendesak negara-negara ASEAN untuk berbuat lebih banyak untuk menekan Tiongkok di Laut Tiongkok Selatan. 

"Jangan hanya angkat bicara, tapi bertindaklah," kata Pompeo pada pertemuan virtual online dengan 10 menteri luar negeri negara ASEAN.

Namun, Duterte menekankan kepada Wei (魏) pada Jumat (11/9/20) bahwa kedua negara harus menyelesaikan semua sengketa secara damai sesuai dengan Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS) dan mekanisme internasional terkait lainnya dan mendorong pelaksanaan Kode Etik di wilayah yang disengketakan.

Menurut media Malaysia, Menteri Pertahanan Ismail Sabri Yaakob mengatakan kunjungan Wei (魏) memberikan kesempatan bagi kedua belah pihak untuk membahas perselisihan tersebut, dan sikap yang ia buat kepada Wei (魏) adalah perselisihan tersebut harus diselesaikan dengan langkah-langkah diplomatik.

Surat kabar Hong Kong South China Morning Post (SCMP) mengutip mantan Wakil Menteri Pertahanan Malaysia Liew Chin Tong yang mengatakan, "tidak ada wilayah lain yang memiliki kepentingan lebih tinggi dan lebih penting bagi kebangkitan Tiongkok daripada Asia Tenggara maritim dalam konteks peningkatan ketegangan AS-Tiongkok."

Liew mengatakan Tiongkok harus memperlakukan negara-negara maritim Asia Tenggara sebagai prioritas kebijakan luar negerinya karena merupakan wilayah yang secara geografis dekat dengan Tiongkok, dan negara-negara di wilayah tersebut dengan hati-hati melakukan lindung nilai antara AS dan Tiongkok.

Beijing berusaha menyeimbangkan pengaruh AS di Asia-Pasifik di tengah meningkatnya ketegangan di Laut Tiongkok Selatan, berdasarkan laporan SCMP.

Namun, Li Haidong, Profesor di Institut Hubungan Internasional Universitas Urusan Luar Negeri Tiongkok, mengatakan kepada Global Times, ini adalah interpretasi gaya Barat karena diplomasi militer Tiongkok tidak ditujukan kepada pihak ketiga atau negara lain, dan tidak tertarik untuk menyeimbangkan kekuatan negara mana pun.

"Tiongkok berharap untuk memelihara hubungan damai dan bersahabat dengan negara-negara tetangga untuk memastikan keamanan, stabilitas dan kemakmuran di kawasan itu, daripada konflik terus-menerus di daerah itu," kata Li.

Li percaya, apa pun yang dilakukan Tiongkok di Asia Tenggara atau Laut Tiongkok Selatan akan dilihat oleh AS sebagai tindakan yang melawan dirinya sendiri, karena negara tersebut memiliki pengaruh besar dan kekuatan destruktif di wilayah tersebut dan juga AS telah dengan jelas mendefinisikan Tiongkok sebagai pesaing strategis.

Tiongkok harus memperkuat komunikasi dan kerja sama dengan negara-negara Asia Tenggara, yang penting dan mendesak, karena AS semakin membentuk aliansi dan memicu perselisihan di kawasan itu, kata Li.

"Komunikasi tatap muka karena epidemi terkendali menunjukkan kesungguhan dari kedua belah pihak untuk membangun rasa saling percaya yang tinggi dan juga kondusif untuk pertukaran yang mendalam dan produktif antara para pemimpin negara yang berkunjung," dia mencatat.

Karena pertahanan nasional Tiongkok sangat erat kaitannya dengan diplomasinya, kunjungan Wei (魏) tidak hanya untuk memperdalam rasa saling percaya di bidang pertahanan dengan negara tetangga Tiongkok di Asia Tenggara, tetapi juga untuk memperkuat hubungan diplomatik yang erat dan membangun hubungan yang saling terkoordinasi di bidang keamanan di kawasan, ujar Li.

Negara-negara di kawasan memiliki kepedulian masing-masing berdasarkan kepentingannya masing-masing, namun mereka semua berharap kawasan ini tetap stabil dan damai. Ini sama dengan klaim dan kepentingan Tiongkok di wilayah Laut Tiongkok Selatan, kata Li. (*)