Donald Trump - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id - Setelah berulang kali menerima serangan dari AS, terutama mengenai kebijakan penghapusan perlakuan khusus Hong Kong dan pelarangan atas mahasiswa, serta peneliti Tiongkok untuk masuk ke AS, pemerintah Tiongkok akhirnya membalas AS dengan cara meminta perusahaan-perusahaan BUMN untuk menghentikan impor babi dan kedelai dari AS. Dilansir dari laman portal CNBC pada hari Selasa (2/6/2020), salah seorang sumber yang tidak ingin disebutkan identitasnya mengatakan bahwa pemerintah Tiongkok telah meminta pembatalan impor atau penundaan secara besar-besaran produk pertanian seperti daging babi pada beberapa perusahaan importir AS, termasuk di dalamnya komoditas kapas dan kedelai sebagai balasan atas reaksi AS kepada Hong Kong.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Tiongkok mengeluarkan kebijakan ini untuk menanggapi AS yang terlebih dahulu menghapus status khusus Hong Kong, setelah Tiongkok mengesahkan Undang-Undang Keamanan Nasional Hong Kong pada Kamis (28/5/2020) lalu. Penghapusan perlakuan khusus ini mencakup kebijakan ekstradisi hingga perlakuan istimewa Hong Kong dalam hal perdagangan. Tiongkok merasa perlu untuk bertindak apabila negara Paman Sam ini terus menerus mencampuri urusan dalam negerinya. Tiongkok juga tidak segan-segan untuk menghentikan ekspor pada produk-produk pertanian lain asal AS jika AS tidak berhenti menginvasi Tiongkok meski secara tidak langsung.
Zhao Lijian ( 赵立坚), juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok mengatakan bahwa pemerintah menentang keras langkah-langkah AS ke Hong Kong. “Tindakan yang diumumkan tersebut sangatlah mengganggu urusan dalam negeri Tiongkok, merusak hubungan AS-Tiongkok, dan akan membahayakan kedua belah pihak. Kami sangat menentang hal ini,” ujarnya kepada wartawan. “Setiap kata atau tindakan AS yang membahayakan kepentingan Tiongkok, akan diserangan balik," tambahnya.
Pembatalan impor daging babi yang dilakukan perusahaan-perusahaan importir Tiongkok mencapai 10.000 hingga 20.000 ton, yang merupakan jumlah daging babi yang dikirimkan ke Tiongkok dalam periode satu minggu. Selain daging babi, perusahaan importir Tiongkok juga tidak lagi mengimpor kapas, jagung, dan kedelai dari petani AS. Sebelumnya pada bulan Januari 2017, memang sudah ada kesepakatan perdagangan antara Tiongkok-AS. Tiongkok telah berjanji untuk membeli produk pertanian AS senilai 32 miliar dollar AS, atau sekitar Rp 462 triliun selama kurun waktu dua tahun. Sesuai kesepakatan itu, tahun ini Tiongkok telah mendatangkan sejumlah besar komoditas pertanian AS seperti kedelai, jagung, gandung, minyak kedelai, juga daging babi.
Menurut data dari Kementerian Pertanian AS, Tiongkok telah mengimpor komoditi AS berupa kedelai senilai 1,028 miliar dollar AS atau sekitar Rp 14 triliun dan daging babi senilai 691 juta dollar AS atau skeitar Rp 9 triliun sepanjang kuartal pertama. Meski Tiongkok sudah menunda impor dari AS, namun perusahaan importir swasta belum diperintahkan untuk melakukan hal yang sama. Apabila perusahaan swasta diberlakukan hal yang sama, maka dapat dipastikan akan memberikan dampak yang besar bagi AS. Di sisi lain, Tiongkok dapat dengan mudah menemukan negara lain yang dapat menggantikan komoditi AS yang diberhentikan.
Sumber: kompas.com dan katadata.co.id
Advertisement