Lama Baca 3 Menit

Pangkoopsau I: Indonesia harus Siap Hadapi Peningkatan Eskalasi di Laut Tiongkok Selatan

13 June 2020, 18:30 WIB

Pangkoopsau I: Indonesia harus Siap Hadapi Peningkatan Eskalasi di Laut Tiongkok Selatan-Image-1

Eskalasi di Laut China Selatan Meningkat, TNI siap siaga - Image from gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Panglima Komando Operasi Angkatan Udara (Pangkoopsau) I, Marsekal Pertama (Marsma) Tri Bowo Budi Santoso, mengatakan bahwa eskalasi di Laut Tiongkok Selatan semakin meningkat akibat konflik antara Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok yang juga semakin memanas. Oleh karena itu, ia kembali menegaskan bahwa Indonesia harus siap menghadapi berbagai ancaman yang tak terduga dari ketegangan dua negara adidaya ini di Laut Tiongkok Selatan.  

Dalam wawancaranya di Mabesau Cilangkap, Jakarta Timur, pada hari Rabu (10/6/2020) ia menyatakan bahwa ia sudah melakukan pengarahan mengenai masalah keselamatan dan keamanan kepada seluruh lanud jajaran, khususnya di wilayah Koopsau 1. Hal ini berulang kali ditegaskan kepada seluruh jajarannya karena Indonesia memiliki potensi terdampak konflik tersebut. Oleh karena itu, ia juga telah memerintahkan lanud terdekat untuk selalu memantau perkembangan konflik yang terjadi.

"Saya sampaikan komandan Lanud Natuna, Lanud Batam, Tanjung Pinang, Medan, Banda Aceh itu jadi bagian penting termasuk Pontianak. Paling tidak kalau terjadi konflik memuncak, pesawat-pesawat mereka kalau emergency kan pasti cari the nearest airfield. Pasti kira-kira landing-nya di tempat. Oleh karena itu, personel kita investigasi, kemudian kesiapan radar dalam memantau itu juga harus kita sinergiskan. Oleh karena itu, kemarin saya sudah perintahkan komandan lanud harus terus koordinasi dengan jajaran Kohanudnas," ungkapnya. 

Selain itu, ia juga menghimbau kepada semua prajurit Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) untuk terus melaksanakan pelatihan penerbangan rutin baik terbang siang maupun terbang malam serta mengencangkan koordinasi antar-pihak. Kerja sama dengan Komando Pertahanan Udara Nasional Indonesia (Kohanudnas) ditujukan untuk menerima atau mendapatkan informasi lebih dini apakah ada eskalasi peningkatan penerbangan di kawasan tersebut. Setelah mendapat informasi dari Kohanudnas, aparat intel dan POM harus menyiapkan proses-proses investigasi untuk menyelidiki pesawat-pesawat asing tersebut.*