Juru Bicara Kemenlu China, Hua Chunying - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Beijing, Bolong.id - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Hua Chunying, membahas berbagai topik permasalahan yang diajukan para wartawan pada konferensi pers hari Senin, 18 Januari 2021.
Tiongkok Serukan AS untuk Perhatikan Komunitas Internasional
Tiongkok menyerukan Amerika Serikat (AS) untuk memperhatikan keprihatinan dari komunitas internasional, dan mengambil tindakan nyata dalam menegakkan stabilitas strategis global serta perdamaian dan keamanan di kawasan dan sekitarnya. Hal ini berkaitan dengan tindakan AS yang menerapkan kebijakan “Amerika lebih dulu”.
“Dalam beberapa tahun terakhir, Amerika Serikat telah mengejar mentalitas Perang Dingin dan memperjuangkan ‘Amerika lebih dulu’, sambil menarik diri dari berbagai perjanjian dan organisasi internasional yang mengarah pada dampak yang sangat negatif pada proses kontrol dan pelucutan senjata internasional. Terbukti dari fakta, masa depan cerah hanya bisa diwujudkan melalui dialog dan kerja sama, bukan unilateralisme,” pungkas Hua Chunying, dilansir dari laman resmi Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Kamis (21/1/2021).
Hubungan Filipina-Tiongkok
Menanggapi kerja sama Filipina-Tiongkok, Hua menyebutkan bahwa kedua negara sepakat untuk meningkatkan kerja sama migas dan mencari solusi sesuai dengan perkembangan zaman guna mengatasi kesulitan yang tertinggal dari sejarah. Dalam kunjungannya minggu lalu, Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi bertemu dengan Presiden Duterte, mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Locsin, dan menghadiri acara peluncuran Forum Manila untuk Hubungan Tiongkok-Filipina dan Penghargaan untuk Promosi Filipina-Tiongkok bersama dengan mantan presiden Arroyo.
Tiongkok mengumumkan keputusannya untuk menyediakan sejumlah vaksin ke Filipina dan untuk mendukung perusahaan dari kedua belah pihak dalam menjalin kerja sama pengadaan, langkah-langkah yang diambil dalam melaksanakan janji Presiden Xi Jinping untuk mengubah vaksin menjadi barang publik global.
Selain itu, seperti yang dikatakan oleh Menteri Locsin, masalah Laut Tiongkok Selatan hanyalah kerikil kecil dalam hubungan bilateral yang luas. Kedua belah pihak seharusnya tidak membiarkan perselisihan yang hanya menyumbang satu persen dari keseluruhan hubungan, dan mempengaruhi 99 persen sisanya.
Konpres Kemenlu China - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Hubungan Korea Selatan-Tiongkok
Pada ucapan tahun barunya, Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in mengatakan bahwa Tiongkok adalah mitra dagang terbesar Korsel dan dia akan mengupayakan kunjungan awal Presiden Tiongkok Xi Jinping ke Korsel.
Menanggapi ini, Hu mengatakan, “Kami telah mencatat pernyataan positif dari Presiden Moon Jae-in. Hubungan Tiongkok-Korsel telah teruji COVID-19 dan menunjukkan ketahanan dan vitalitas yang kuat. Pada November 2020, Menteri Luar Negeri Wang Yi telah mengunjungi Korsel, di mana kedua belah pihak mencapai konsensus dalam sepuluh aspek.”
Lebih lanjut, Hua menjelaskan bahwa Tiongkok dan Korea Selatan adalah mitra kerja sama strategis. “Kami siap bekerja sama dengan Korsel untuk mengikuti arahan strategis dari para kepala negara kami, meningkatkan rasa saling percaya dan persahabatan, memperdalam kerja sama di berbagai sektor, dan meningkatkan kemitraan kami ke titik tertinggi baru.”
Hubungan Vietnam-Tiongkok
“Vietnam adalah tetangga penting Tiongkok dan sesama negara Sosialis. Kami sangat mementingkan hubungan dengannya (Vietnam) dan sangat berharap bahwa dengan upaya bersama dari kedua pemerintah dan masyarakat, hubungan ini akan terus tumbuh dan berkembang dan kerja sama bilateral di semua sektor, termasuk perdagangan, akan menghasilkan hasil yang saling menguntungkan bagi keuntungan kedua negara,” terang Hua Chunying.
Hua Chunying - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami
Campur Tangan AS akan Hong Kong
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan dalam sebuah pernyataan pada 15 Januari bahwa sebagai tanggapan atas penangkapan lebih dari 50 politisi dan aktivis pro-demokrasi oleh polisi Hong Kong, Departemen Luar Negeri AS menjatuhkan sanksi kepada enam pejabat Pemerintah Pusat RRT dan Hong Kong atas perintah eksekutif presiden.
Menanggapi hal tersebut, Hua mengatakan bahwa Tiongkok dengan tegas menolak dan mengutuk keras praktik AS karena itu merupakan campur tangan terang-terangan dalam urusan Hong Kong, urusan dalam negeri dan kedaulatan peradilan Tiongkok, dan pelanggaran serius terhadap hukum internasional dan norma dasar yang mengatur hubungan internasional.
Hong Kong SAR adalah sebuah masyarakat dengan aturan hukum, di mana semua orang setara di depan hukum. Ini adalah persyaratan dasar bahwa hukum harus ditaati dan mereka yang melanggar hukum harus bertanggung jawab. Kami dengan tegas mendukung otoritas Daerah Otonomi Khusus dalam memerangi aktivitas kriminal dan menegakkan otoritas hukum dan keamanan nasional.
Penyelidikan WHO atas COVID-19 di Tiongkok
Tiongkok telah terbuka, transparan, dan jujur dalam melakukan kerja sama penelusuran asal usul COVID-19 dengan WHO.
“Sementara kami masih menghadapi tugas anti-pandemi yang berat di dalam negeri, kami mengundang para ahli WHO untuk kerja sama internasional yang relevan pada Februari dan Juli (2020) lalu. Pakar WHO, termasuk direktur Program Kedaruratan Kesehatan, baru-baru ini mengatakan bahwa penelusuran asal-usul (COVID-19) adalah tentang sains, bukan politik. Kami mencari jawaban untuk memastikan keamanan masa depan, hal apa pun selain tujuan ilmiah tidak akan membantu memajukan studi ilmiah,” ungkap Hua.
Hua menambahkan bahwa, tujuan dari studi yang relevan adalah untuk menemukan jawaban ilmiah dari masuknya virus dari inang hewan kepada umat manusia dan untuk mencegah pandemi serupa yang membahayakan masyarakat manusia. Keterbukaan dan kerja sama Tiongkok dapat dilihat oleh semua orang.
Mengenai COVID-19 yang mungkin tidak berasal dari Tiongkok, Hua mengatakan, “Seperti yang telah kami jelaskan berulang kali, posisi resmi pemerintah Tiongkok adalah bahwa penelusuran asal-usul (COVID-19) adalah masalah ilmiah yang paling serius. Kita harus mengandalkan para ilmuwan dan ahli medis untuk sampai pada kesimpulan berdasarkan sains dan fakta. Ini adalah sikap konsisten dan resmi kami.” (*)