Lama Baca 3 Menit

Setelah Wuhan, Sekarang Giliran Suifenhe yang Dilockdown

09 April 2020, 21:02 WIB

Setelah Wuhan, Sekarang Giliran Suifenhe yang Dilockdown-Image-1

Kota Suifenhe yang Berbatasan Langsung dengan Rusia - Image from : gambar diambil daro internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Warga salah satu kota di provinsi Heilongjiang telah diperintahkan untuk diisolasi sementara, khususnya perbatasan kota yang terletak dekat dengan Rusia, ditutup setelah kasus impor COVID-19 di sana meningkat. Kota Suifenhe terletak di ujung timur provinsi Heilongjiang, berbatasan langsung dengan kota Vladivostok di Rusia.

Minggu ini (5 April 2020), Heilongjiang telah mengalami lonjakan kasus COVID-19 dengan total 20 kasus pada hari Senin (6 April 2020) dan 25 kasus pada hari Selasa (7 April 2020), semuanya adalah warga negara Tiongkok yang pulang dari Rusia melalui Suifenhe.

Tiongkok telah melarang semua orang asing masuk dan secara signifikan mengurangi penerbangan internasionalnya, namun, kasus impor COVID-19 terus mengalir ke negara tersebut. Warga negara Tiongkok yang tinggal di Rusia terbang ke Vladivostok untuk kemudian melewati jalur darat memasuki Tiongkok melalui Suifenhe. Konsulat Tiongkok di Vladivostok kini telah memperingatkan para traveller bahwa jalan darat tersebut telah ditutup setelah pusat medis di Suifenhe mencapai kapasitas maksimumnya.

Sementara itu, warga Suifenhe telah diperintahkan untuk mengisolasi diri di rumah, hanya diperbolehkan keluar setiap tiga hari sekali untuk membeli bahan makanan saja. Perintah tersebut datang ketika Wuhan, pusat penyebaran wabah virus corona, mengakhiri masa lockdown setelah 76 hari lamanya.

Dengan transmisi domestik turun ke nol, Tiongkok telah mengalihkan perhatiannya ke infeksi yang datang dari luar negeri. Sejauh ini, lebih dari 1.000 kasus impor COVID-19 telah dilaporkan. Tingkat kepedulian di sana juga meningkat, terutama mengenai potensi gelombang kedua virus di sisi lain negara itu, yaitu di Guangzhou, di mana peringatan risiko telah ditingkatkan, setelah beberapa warga Nigeria ternyata menularkan virus ke pemilik restoran lokal dan anaknya.