Lama Baca 3 Menit

Hebat, Ternyata COVID-19 Malah Bantu Selamatkan Trenggiling, Spesies Langka di Tiongkok

11 June 2020, 16:36 WIB

Hebat, Ternyata COVID-19 Malah Bantu Selamatkan Trenggiling, Spesies Langka di Tiongkok-Image-1

COVID-19 Bantu Selamatkan Trenggiling - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Trenggiling adalah mamalia langka yang paling sering diperdagangkan di dunia. Trenggiling biasanya diburu untuk diambil sisik dan dagingnya, spesies ini sekarang sudah dinyatakan sebagai spesies langka yang hampir punah. Kabar baiknya, Tiongkok sekarang ini telah menghapus binatang tersebut dari daftar obat tradisional Tiongkok. Di sisi lain, trenggiling juga diyakini sebagai inang dari virus SARS-CoV-2, yang sekarang tengah mewabah di seluruh dunia, meskipun pernyataan tersebut masih belum didasari oleh bukti ilmiah yang cukup.

Menurut pihak Pengobatan Tradisional Tiongkok, sisik trenggiling diyakini meningkatkan sirkulasi darah, menghilangkan stasis atau terhentinya aliran darah, dan mengurangi peradangan. Daging hewan liar ini juga merupakan makanan yang harganya mahal bagi kaum elit Tiongkok dan seluruh dunia. Sementara itu, ada 8 spesies trenggiling yang sudah dilindungi oleh hukum internasional, mereka dapat ditemukan di bagian tropis Asia dan sub-Sahara Afrika, dan semuanya sekarang tengah berada di ambang kepunahan. Tiongkok kemudian menghapus trenggiling dari daftar resmi pengobatan tradisional Tiongkok tahun 2020. Langkah ini dilakukan tidak lama setelah otoritas kehutanan Tiongkok memberi perlindungan tingkat tertinggi di negara tersebut untuk para trenggiling.

Keputusan tersebut dianggap sangat penting bagi keberlangsungan hidup trenggiling. Menurut kelompok konservasi Wildaid, setiap tahunnya sebanyak 200.000 trenggiling dikonsumsi di Asia saja. Tahun lalu, 130 ton sisik trenggiling disita dalam perdagangan ilegal lintas batas, angka tersebut diyakini mewakili 400.000 ekor trenggiling lainnya. Selain itu, hewan yang terancam punah tersebut adalah korban dari upaya perdagangan ilegal yang terkoordinasi rapih. Menurut c4ads, sebuah lembaga yang berbasis di Washington, yang memantau jaringan satwa liar ilegal, mencatat bahwa ada lebih dari 14.000 trenggiling telah disita oleh bea cukai di penyeberangan perbatasan Asia dalam lima tahun terakhir.

Trenggiling ternyata membawa jenis virus corona yang mirip dengan COVID-19. Meski para ilmuwan masih belum mengetahui dengan jelas apa itu virusnya, tetapi dipercaya trenggiling memang memiliki hubungan dengan COVID-19. Dilansir dari laman wionews.com, tingkat penangkapan trenggiling yang terjadi di Tiongkok, India & Vietnam, sejak merebaknya wabah, menurun secara signifikan.