Lama Baca 3 Menit

Perusahaan Konstruksi Tiongkok Gunakan Kecerdasan Buatan Untuk Ini…

06 July 2020, 14:02 WIB

Perusahaan Konstruksi Tiongkok Gunakan Kecerdasan Buatan Untuk Ini…-Image-1

Perusahaan Konstruksi Tiongkok Gunakan Kecerdasan Buatan - Image from : gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Beijing, Bolong.id - Saat ini, artificial intelligence (AI), atau kecerdasan buatan, digunakan untuk memantau perilaku pekerja di lokasi konstruksi di seluruh Tiongkok, menurut Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok (中国科学院). Teknologi tersebut dikembangkan oleh Institute of Automation (自动化研究所) di Beijing, dan telah membuat situs konstruksi transparan dengan peningkatan yang signifikan untuk keselamatan dan produktivitas. Hal ini terlampir pada sebuah laporan yang diterbitkan di situs web akademi pada bulan Juni 2020.

Laporan tersebut mengatakan kalau AI terhubung dengan kamera CCTV, dan dapat mengetahui apakah seorang karyawan melakukan pekerjaan mereka atau lagi "berkeliaran" saja. Teknologi ini juga bisa membedakan berbagai jenis aktivitas, seperti merokok atau menggunakan smartphone, serta dapat mengirimkan peringatan, ketika kecelakaan terjadi dan adanya risiko keamanan, seperti seorang pekerja yang lupa mengenakan helm, atau memasuki area terlarang, dan juga melacak orang yang terlibat dalam kegiatan terlarang, seperti perkelahian. Sistem ini dapat melacak setiap karyawan di situsnya, menggunakan metode "identifikasi biologis", seperti teknologi pengenalan wajah.

Sementara itu, legislatif Tiongkok sedang menyusun undang-undang AI baru, yang juru bicara Kongres Rakyat Nasional Zhang Yesui (张业遂) katakan pada tahun 2019, akan mengatasi tantangan "hukum, moral dan etika" yang ditimbulkan karena perubahan teknologi. Delegasi Kongres Rakyat Nasional dari Provinsi Yunnan juga telah mengajukan proposal pada bulan Mei 2020 lalu, menyerukan proses penyusunan undang-undang yang semula dijadwalkan akan diperkenalkan pada tahun 2024, untuk dipercepat karena munculnya teknologi baru seperti 5G yang akan memperluas jangkauan AI.

Melansir dari South China Morning Post, sistem pengawasan AI serupa telah digunakan di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS), setidaknya selama tiga tahun. Smartvid.io, sebuah perusahaan di Boston, telah menggunakan teknologi tersebut untuk membantu klien mereka menerapkan jarak sosial di antara para pekerja di lokasi pembangunan selama pandemi COVID-19.

Industri konstruksi terasa lambat mengadopsi AI karena kompleksitas lingkungan kerja dan pertumbuhan bisnis yang sedang lambat juga di seluruh dunia. Tiongkok sendiri memiliki tenaga kerja konstruksi terbesar di dunia. Ilmuwan asal Kanada, Vaclav Smil, memperkirakan bahwa mereka sudah menggunakan banyak semen dalam tiga tahun terakhir daripada AS dalam satu abad. Sebagian besar proyek konstruksi Tiongkok beroperasi di bawah tenggat waktu yang ketat dan kecelakaan kerja sering terjadi. Di beberapa kota seperti Beijing, kecelakaan di lokasi konstruksi menewaskan lebih banyak orang daripada industri lain. Adanya penggunaan teknologi ini tentunya akan meringankan beban pengawas keselamatan kerja. (*)