Lama Baca 4 Menit

Larangan WeChat di AS Bisa Putus Hubungan ke Keluarga di Tiongkok

08 August 2020, 16:19 WIB

Larangan WeChat di AS Bisa Putus Hubungan ke Keluarga di Tiongkok-Image-1

Larangan WeChat AS Berpotensi Putus Hubungan ke Keluarga di Tiongkok - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Washington, Bolong.id - Larangan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas penggunaan aplikasi pesan populer Tiongkok, WeChat, akan memutuskan hubungan antara orang Tiongkok di AS dengan keluarga dan teman di Tiongkok. Dikhawatirkan, jutaan pengguna di Amerika Serikat menjadi korban terbaru dalam perselisihan antara kedua negara ini.

WeChat yang dimiliki oleh raksasa internet Tiongkok, Tencent Holdings Ltd, populer di kalangan pelajar Tiongkok, imigran, dan beberapa orang Amerika yang memiliki hubungan pribadi atau bisnis di Tiongkok. Sementara aplikasi pesan paling populer di Amerika Serikat, termasuk Facebook Messenger, Whatsapp, dan Telegram tidak dapat digunakan di Tiongkok.

“Saya datang ke AS untuk mendapatkan akses informasi gratis. Saya merasa saya menjadi sasaran Trump," kata Tingru Nan, seorang mahasiswa pascasarjana Tiongkok di University of Delaware. "Saya hidup dalam ketakutan terus-menerus sekarang karena berpikir saya mungkin akan terputus dengan teman dan keluarga."

Larangan itu akan memotong lebih dari 6 juta orang Tiongkok yang tinggal di Amerika Serikat. Sementara itu, menurut firma analitik Apptopia, salam tiga bulan terakhir, WeChat memiliki rata-rata 19 juta pengguna aktif harian di Amerika Serikat.

Beberapa pengguna WeChat telah bersiap diri dan mulai membagikan kontak cadangan untuk sejumlah aplikasi terbatas yang masih tersedia di Tiongkok, termasuk Skype dan LinkedIn. Sementara yang lainnya berencana untuk menggunakan VPN (virtual private networks) yang menutupi identitas pengguna di jaringan publik.

“Saat di Tiongkok, saya perlu menggunakan VPN agar Gmail dan Instagram berfungsi. Saya tidak pernah membayangkan bahwa saya perlu melakukan hal serupa di AS," kata Tao Lei, seorang pekerja teknologi yang tinggal di Philadelphia, dilansir dari laman Reuters.

Allison Chan, seorang Tionghoa-Amerika di Florida, menggunakan VPN setiap kali dia mengunjungi Tiongkok untuk mengakses situs AS seperti Facebook, Google, dan Twitter yang telah diblokir oleh pemerintah Tiongkok. Dia mengatakan WeChat telah menjadi alat utama baginya dan orang tuanya untuk berkomunikasi dengan kakek-neneknya di Tiongkok.

"Saya memahami argumen tentang keamanan, tetapi bagi saya, ini lebih tentang bagaimana saya akan berbicara dengan keluarga saya," ungkap Chan. “Orang tua saya mengkhawatirkan kakek nenek saya karena kesehatan mereka menurun dan mereka ingin terus mendapat kabar terbaru tentang mereka.”

Beberapa imigran Tiongkok di Amerika pun khawatir bahwa ini hanya target terbaru dalam hubungan AS-Tiongkok yang semakin memburuk. “Orang tua saya lebih khawatir daripada saya ketika mereka melihat berita,” kata Yun Li, seorang desainer User Experience (UX) di Boston yang berasal dari Guangdong, Tiongkok. 

"Mereka juga meminta saya untuk secara serius mempertimbangkan kembali ke Tiongkok mengingat lingkungan politik saat ini," tambahnya. (*)