Lama Baca 3 Menit

Menteri Agama Indonesia Dinyatakan Positif COVID-19

22 September 2020, 05:00 WIB

Menteri Agama Indonesia Dinyatakan Positif COVID-19-Image-1

Menteri Agama Indonesia, Fachrul Razi - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Pihak Kementerian Agama Indonesia pada hari Senin (21/9/2020) menyatakan bahwa Fachrul Razi, selaku Menteri Agama, dinyatakan positif COVID-19. Meski demikian, Staf Khusus Menteri Agama Kevin Haikal mengatakan bahwa kondisi fisik Fachrul saat ini dalam keadaan baik.

"Pada 17 September, Menag melakukan tes swab dan hasilnya positif. Namun, alhamdulillah kondisi fisik beliau hingga saat ini terpantau baik, tidak ada gejala-gejala mengkhawatirkan," kata Kevin di dalam keterangan resminya, Senin (21/09/2020).

Selain itu, Kevin juga menjelaskan saat ini Fachrul tengah menjalani isolasi sebagai bagian dari wujud komitmen Fachrul dalam menaati peraturan protokol kesehatan COVID-19 dan memutus mata rantai kemungkinan penyebaran wabah.

Kevin pun berharap doa dari masyarakat agar proses penyembuhan Fachrul dapat berjalan lancar dan hasil tes swab COVID-19 berikutnya menunjukkan hasil negatif, sehingga Menteri Agama Indonesia itu dapat menjalankan kembali tugas-tugasnya.

Di sisi lain, juru bicara Kementerian Agama, Oman Fathurahman, menambahkan bahwa Fachrul sementara ini akan fokus dalam menjalani proses isolasi dan pemulihan kesehatan. Untuk pelaksanaan tugas birokrasi, lanjut Oman, Fachrul sudah mengoordinasikan dan sekaligus mendelegasikannya kepada Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Saadi serta memberi arahan kepada para pejabat terkait.

"Pelaksanaan program Kemenag, utamanya dalam ikut mencegah penyebaran Covid-19 di lembaga pendidikan agama dan keagamaan serta lembaga keagamaan menjadi perhatian Menag. Beliau minta agar itu berjalan dengan baik. Bantuan yang disalurkan juga agar tepat sasaran dan akuntabel," ujar Oman.

Melalui jubir kementerian, Fachrul juga meminta agar masyarakat mematuhi anjuran pemerintah dan disiplin dalam penerapan protokol kesehatan. Ia menyatakan semua orang bisa terinfeksi virus tersebut tanpa peduli latar belakang apapun. (*)