Lama Baca 3 Menit

Palang Merah Peringatkan, COVID-19 Dorong Diskriminasi di Asia

17 September 2020, 16:50 WIB

Palang Merah Peringatkan, COVID-19 Dorong Diskriminasi di Asia-Image-1

Palang Merah Peringatkan, COVID-19 Dorong Diskriminasi di Asia - gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jenewa, Bolong.id - International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) atau dalam bahasa Indonesia dikenal dengan Gerakan Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, memperingatkan pada Kamis (17/9/2020) bahwa pandemi COVID-19 telah mendorong diskriminasi terhadap komunitas rentan di Asia, termasuk migran dan orang asing.

Badan kemanusiaan tersebut melakukan survei terhadap 5.000 orang di Indonesia, Malaysia, Myanmar, dan Pakistan, dan menemukan sekitar setengahnya menyalahkan kelompok tertentu yang menyebarkan COVID-19 dengan banyak menyebutkan orang Tiongkok, imigran, dan orang asing, dilansir dari Reuters, Kamis (17/9/2020).

“Hal ini mengkhawatirkan, baik pekerja migran nasional maupun pekerja asing disalahkan atas penyebaran COVID-19 sementara mereka sudah cukup rentan,” ujar Dr. Viviane Fluck, salah satu peneliti utama dan koordinator keterlibatan dan akuntabilitas komunitas Asia Pasifik dari badan tersebut.

Fluck mengatakan bahwa harus ada lebih banyak fokus pada memerangi "rumor yang terkait dengan pokok dinamika kekuasaan dan masalah ketimpangan yang terstruktur".

Lebih dari separuh orang Indonesia yang disurvei menyalahkan "orang asing dan pelanggar aturan" sementara di Myanmar, kelompok yang paling sering dianggap bertanggung jawab adalah orang-orang dari Tiongkok dan orang asing lainnya. Di Malaysia, dua pertiga dari pengikut survei menyalahkan "kelompok tertentu" dan yang paling sering disebut adalah migran, turis asing, dan "orang asing ilegal", kata para peneliti.

Pihak berwenang Malaysia menangkap ratusan migran tidak berdokumen dan pengungsi pada bulan Mei 2020 dalam tindakan keras yang menurut PBB dapat mendorong kelompok rentan tersebut bersembunyi dan mencegah mereka mencari pengobatan. Polisi mengatakan pada saat itu operasi tersebut ditujukan untuk mencegah orang bepergian di tengah pembatasan sosial.

Di Pakistan, kebanyakan orang yang disurvei menyalahkan kontrol pemerintah yang tidak memadai di perbatasan Iran, diikuti oleh warga lokal termasuk peziarah yang kembali dari Iran dan kemudian orang-orang dari Tiongkok.

Di keempat negara, pendidikan tinggi memiliki dampak kecil pada apakah responden menyalahkan kelompok tertentu. Lulusan universitas cenderung tidak meminta pertanggungjawaban terhadap masyarakat tertentu, kata para peneliti. (*)