Lama Baca 2 Menit

Eksekutif Exxon Mobil dan Chevron Bahas Potensi Merger

05 February 2021, 11:33 WIB


Eksekutif Exxon Mobil dan Chevron Bahas Potensi Merger-Image-1

Stan ExxonMobil di China International Import Expo, Shanghai -Gambar diambil dari berbagai sumber. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami.

California, Bolong.id - Eksekutif Exxon Mobil dan Chevron membahas kemungkinan merger tahun lalu karena kedua penguasa minyak itu dilanda pandemi. Selain itu, sektor ini harus bersiap untuk masa depan yang tidak pasti karena banyak negara berupaya mengurangi ketergantungan mereka pada bahan bakar fosil untuk memerangi perubahan iklim.

CEO Chevron, Mike Wirth, dan mitranya dari Exxon Darren Woods membahas kerja sama karena permintaan minyak dan gas anjlok karena pembatasan dan untuk menghambat penyebaran virus korona, kata surat kabar itu.  Dilansir dari The Wall Street Journal (WSJ) pada Minggu (31/1/2021).

Nilai pasar kerjasama dari kedua perusahaan akan melebihi $ 350 miliar,  dengan ExxonMobil senilai $ 190 juta.

"Bersama-sama, mereka kemungkinan akan membentuk perusahaan minyak terbesar kedua di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar dan produksi, memproduksi sekitar 7 juta barel minyak dan gas per hari, berdasarkan tingkat pra-pandemi, kedua setelah Saudi Aramco," tulis WSJ.

Merger seperti itu sebenarnya bisa melanggar peraturan anti-persaingan. Namun, banyak pakar industri percaya bahwa konsolidasi industri minyak dan gas diperlukan untuk mengurangi biaya dan membantu perusahaan mengatasi perlambatan pandemi.

Chevron hari Jumat (29/1) mengumumkan telah mencatat kerugian bersih sebesar $ 5,5 miliar pada tahun 2020, dipengaruhi oleh penurunan tajam harga minyak mentah pada awal pandemi. (*)

[Alifa Asnia/Penerjemah]

[Lupita/Penulis]