Lama Baca 5 Menit

Fokus China: China Manfaatkan AI untuk Atasi Kesenjangan dalam Layanan Kesehatan

10 November 2025, 21:28 WIB

Fokus China: China Manfaatkan AI untuk Atasi Kesenjangan dalam Layanan Kesehatan-Image-1

Pengunjung menjajal pengobatan tradisional China (traditional Chinese medicine/TCM) berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dalam Pameran Industri TCM (Gansu) China keenam yang digelar di wilayah Longxi di Kota Dingxi, Provinsi Gansu, China barat laut, pada 24 Agustus 2025. (Xinhua/Wang Kexian)

   HANGZHOU, 10 November (Xinhua) -- Mendapatkan saran medis di China tidak pernah semudah sekarang. Melalui ketukan sederhana di smartphone dan percakapan singkat, asisten kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dapat memberikan diagnosis awal secara instan berdasarkan keahlian klinis para tenaga medis terkemuka China.

   Dukungan AI ini berasal dari sebuah aplikasi bernama AQ, yang dipamerkan di ajang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Wuzhen Konferensi Internet Dunia (World Internet Conference/WIC) di Provinsi Zhejiang, China timur. Han Xinyi, CEO Ant Group, membagikan tujuan awal grup itu dalam mengembangkan aplikasi ini saat berbicara di subforum yang berfokus pada kesehatan digital di Wuzhen pada Sabtu (8/11).

   "Kami tahu masalah kecil dapat ditangani di klinik lokal, tetapi keinginan untuk berkonsultasi dengan spesialis di rumah sakit besar tetap ada," katanya, seraya menambahkan bahwa aplikasi ini dirancang untuk membuat layanan medis berkualitas dapat diakses oleh sebanyak mungkin orang.

   Pernyataan Han menyoroti kenyataan pahit tentang distribusi sumber daya medis yang tidak merata di China. Sebagai respons terhadap tantangan yang telah lama ada ini, pemerintah China telah meluncurkan serangkaian inisiatif guna meningkatkan kapasitas institusi kesehatan tingkat primer. Upaya ini kini siap untuk ditingkatkan dengan kemajuan pesat China dalam bidang AI dan kebijakan-kebijakan baru untuk mengintegrasikan teknologi ini ke dalam sistem kesehatan.

   Memanfaatkan momentum, Ant Group meluncurkan aplikasi AQ yang didukung AI pada Juni 2025. Yang menarik, aplikasi ini dilatih menggunakan keahlian klinis kolektif dari dokter-dokter terkemuka di China. Selain menyediakan layanan seperti konsultasi dengan bantuan AI dan analisis laporan tes, aplikasi ini juga dapat berfungsi sebagai asisten bagi dokter, menurut Han.

   Sementara AQ berfokus pada konsultasi daring, "bintang" lain di KTT itu, yakni sebuah robot pijat yang didukung teknologi AI, mendefinisikan ulang terapi tatap muka dengan presisi dan kenyamanan yang mutakhir.

   Dikembangkan oleh EaseFuture, AI-Powered Massage Robot dapat secara akurat mengidentifikasi 74 titik akupunktur di punggung dalam waktu hanya tiga detik, meniru teknik terapis manusia berpengalaman, menurut Zhiyong Yu, pendiri sekaligus CEO EaseFuture.

   Robot-robot ini sudah beroperasi di sejumlah pusat perawatan lansia dan hotel kebugaran (wellness) di 76 persen daerah setingkat provinsi di China, dan telah memberikan lebih dari 350.000 sesi pijat hingga saat ini, kata Yu kepada Xinhua.

   Para ilmuwan dan pengusaha China juga mulai fokus pada bidang yang tampaknya kurang menarik, yakni tidur.

   Di subforum tersebut, Lu Lin, seorang akademisi dari Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS) sekaligus direktur pusat medis nasional untuk gangguan mental, menggambarkan masa depan di mana tempat tidur dan bantal yang didukung teknologi AI dapat memantau istirahat seseorang, memutar musik yang menenangkan, dan bahkan berubah menjadi robot yang melakukan kompresi dada serta memanggil dokter dalam kasus henti jantung mendadak.

   Dia mengungkapkan beberapa perusahaan sudah mulai mengarahkan upaya penelitian mereka pada tidur yang dibantu oleh AI.

   Lu mengutarakan harapannya bahwa di masa depan, setiap desa dan komunitas akan memiliki akses ke "dokter AI" yang mampu menangani masalah kesehatan masyarakat yang umum. Namun, dia menekankan bahwa AI tidak dapat menggantikan dokter dalam jangka pendek dan hanya dapat berfungsi sebagai asisten bagi dokter manusia.

   Ketika ditanya tentang tantangan dalam mempromosikan solusi layanan kesehatan cerdas, Yu mengakui biaya produksi yang tinggi masih menjadi hambatan utama untuk penerapan luas.

   "Dibutuhkan waktu sebelum robot-robot ini menjadi perangkat rumah tangga yang umum," katanya. "Namun, saya optimistis dengan semakin matangnya rantai produk dan pasokan, robot pijat yang didukung teknologi AI akan menemukan jalan untuk masuk ke lebih banyak skenario sehari-hari, benar-benar membuat manfaat teknologi dapat diakses oleh semua orang."  Selesai