
Orang-orang berbelanja di sebuah supermarket di Kota Zaozhuang, Provinsi Shandong, China timur, pada 10 Mei 2025. (Xinhua/Sun Zhongzhe)
SHENZHEN, 20 Mei (Xinhua) -- Sejumlah pakar memuji peran China dalam mendorong pertumbuhan ekonomi global dan multilateralisme dalam sebuah forum keuangan global yang diselenggarakan pada akhir pekan lalu di Shenzhen, China selatan.
"China telah lama menjadi jangkar stabilitas ekonomi global dan tetap menjadi pendukung setia multilateralisme, globalisasi ekonomi, serta liberalisasi perdagangan," ujar Jiao Jie, dekan di Fakultas Keuangan PBC (PBC School of Finance/PBCSF) Universitas Tsinghua, dalam acara Tsinghua PBCSF Global Finance Forum 2025.
Diluncurkan pada 2014, forum ini hadir sebagai salah satu forum akademis keuangan paling berpengaruh. Bertujuan untuk menyediakan platform tingkat tinggi untuk berdialog, forum ini mempertemukan para pejabat pemerintah, ekonom, dan pemimpin keuangan global untuk menjajaki peluang-peluang baru untuk berkolaborasi.
Mengusung tema "Masa Depan Bersama: Membangun Sistem Ekonomi dan Keuangan yang Terbuka dan Inklusif", edisi tahun ini menghadirkan 13 diskusi panel tematik serta dua sesi tertutup, demikian menurut penyelenggara PBCSF.
Dalam forum selama dua hari tersebut, hampir 100 pejabat, pemimpin industri, dan pakar akademis dari seluruh dunia membahas sejumlah topik penting seperti sistem moneter internasional yang terus berkembang, dinamika perdagangan global, risiko fragmentasi ekonomi, dan peluang di Kawasan Teluk Besar Guangdong-Hong Kong-Makau. Dialog-dialog ini berupaya memetakan jalur inovatif dan mendorong strategi yang dapat ditindaklanjuti untuk pertumbuhan keuangan global yang berkelanjutan.
Marshall Mills, senior resident representative IMF di China, mengatakan bahwa proteksionisme tidak hanya meningkatkan ketidakpastian bagi dunia usaha, tetapi juga menghambat inovasi dan pertumbuhan ekonomi.
Pejabat IMF ini meyakini bahwa, dengan latar belakang ini, kebijakan fiskal berfungsi sebagai instrumen yang sangat penting untuk mengatasi berbagai tantangan ekonomi. "Mengenai kebijakan fiskal China, ekspansi fiskal tahun ini disambut baik dan akan membantu mendukung perekonomian, mengurangi tekanan deflasi, dan menurunkan surplus neraca transaksi berjalan," tambahnya.
"Skenario yang menurut saya paling mungkin terjadi adalah Eropa dan China serta negara-negara berkembang besar lainnya akan menjadi sponsor dari sebuah proses yang menghasilkan sebuah sistem yang fungsional, praktis, dapat diterapkan, dan bersifat multilateral," ujar ekonom peraih penghargaan Nobel, Michael Spence, melalui sebuah tautan video.
Menggarisbawahi komitmen China untuk meningkatkan kepastian pembangunan berkualitas tinggi guna menghadapi ketidakpastian lingkungan eksternal yang berubah dengan cepat, Jiao menyebut bahwa China secara bertahap beralih dari sekadar pengikut aturan dalam tata kelola global menjadi pelopor reformasi institusi.
Laporan Kebijakan Keuangan China 2025 yang dirilis pada forum tersebut mengindikasikan bahwa reformasi keuangan China saat ini berada pada titik kritis baru, dengan tantangan-tantangan yang muncul di bidang keamanan dan regulasi keuangan. Menghadapi tekanan internal dan eksternal, sistem keuangan China harus mempercepat laju reformasi dan terus meningkatkan ketahanannya, urai laporan tersebut. Selesai
Advertisement
