Lama Baca 5 Menit

PBB: Bakeri-bakeri di Gaza utara terancam tutup akibat kelangkaan tepung dan bahan bakar

21 November 2024, 11:53 WIB

PBB: Bakeri-bakeri di Gaza utara terancam tutup akibat kelangkaan tepung dan bahan bakar-Image-1

Orang-orang mengantre untuk membeli roti di sebuah bakeri di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 18 November 2024. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

   Badan kemanusiaan PBB mengatakan bahwa ada peningkatan tajam dalam jumlah rumah tangga yang mengalami kelaparan parah di Jalur Gaza bagian tengah dan selatan.

   PBB, 21 November (Xinhua) -- Kelangkaan tepung dan bahan bakar di Gaza utara membuat bakeri-bakeri yang melayani ratusan ribu warga Palestina yang kelaparan terancam ditutup, demikian disampaikan oleh badan kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (20/11).

   Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) menyampaikan peringatan tersebut seiring sebagian wilayah di Gaza utara menghadapi risiko kelaparan yang semakin besar.

   Program Pangan Dunia (World Food Programme/WFP) mengungkapkan bahwa hanya tujuh dari 19 bakeri yang didukung oleh mitra kemanusiaan PBB di Gaza yang masih beroperasi, yakni dua bakeri di Deir al Balah, satu di Khan Younis, dan empat di Gaza City. Sementara itu, tujuh bakeri yang didukung PBB di Rafah dan Kegubernuran Gaza Utara tetap ditutup akibat konflik.

   "Tiga bakeri di Deir al Balah dan Khan Younis yang masih beroperasi didukung oleh mitra-mitra kami," kata OCHA. "Mereka masih beroperasi dengan kapasitas penuh saat ini untuk memenuhi permintaan yang sangat tinggi meskipun hanya memiliki cukup tepung untuk tetap beroperasi hingga akhir pekan."

   OCHA menambahkan bahwa beberapa bakeri lainnya di daerah yang sama pekan ini terpaksa menghentikan kegiatan operasionalnya akibat kelangkaan tepung.

   "Empat bakeri yang kami sebutkan di Gaza City terpaksa mengurangi kapasitasnya hingga 50 persen sejak Selasa (19/11) karena berkurangnya pasokan bahan bakar," kata OCHA. "Kelangkaan ini disebabkan oleh keterlambatan pengiriman bahan bakar akibat tantangan keselamatan dan keamanan berkelanjutan yang berkaitan dengan akses pasokan yang masuk ke Gaza melalui perlintasan Kerem Shalom."

PBB: Bakeri-bakeri di Gaza utara terancam tutup akibat kelangkaan tepung dan bahan bakar-Image-2

Orang-orang mengantre untuk membeli roti di sebuah bakeri di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 18 November 2024. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

   Menurut badan kemanusiaan PBB itu, para mitra mereka melaporkan bahwa ada peningkatan tajam dalam jumlah rumah tangga yang mengalami kelaparan parah di Jalur Gaza bagian tengah dan selatan.

   OCHA memperingatkan bahwa terganggunya ketertiban dan keamanan publik di Gaza akan menyebabkan meningkatnya penjarahan bersenjata yang terorganisasi.

   "Hal ini juga membahayakan para pekerja bantuan kemanusiaan, sehingga hampir mustahil bagi organisasi kemanusiaan untuk melaksanakan tugas mereka," kata OCHA.

   OCHA melaporkan bahwa hingga Senin (18/11), otoritas Israel memfasilitasi hanya 40 persen lebih dari hampir 320 aktivitas kemanusiaan yang direncanakan di Jalur Gaza bulan ini, sementara sisanya ditolak, dihambat, atau dibatalkan akibat tantangan keamanan dan logistik.

   OCHA pun menambahkan bahwa hampir dua bulan setelah eskalasi konflik skala besar di Lebanon, 3.000 orang diperkirakan telah tewas dan lebih dari 770.000 orang mengungsi dari rumah mereka.

   Dana Anak-anak PBB (UNICEF) melaporkan bahwa lebih dari 200 anak tewas, yang berarti rata-rata tiga anak meninggal setiap hari.

PBB: Bakeri-bakeri di Gaza utara terancam tutup akibat kelangkaan tepung dan bahan bakar-Image-3

Orang-orang mengantre untuk menerima bantuan pangan di Gaza City pada 4 November 2024. (Xinhua/Mahmoud Zaki)

   "Sektor kesehatan juga terkena dampak yang sangat besar, dengan 190 tenaga kesehatan meninggal dalam waktu kurang dari dua bulan," menurut OCHA. "Sekitar 50 pusat perawatan kesehatan primer dan delapan rumah sakit juga terpaksa ditutup, menyebabkan sejumlah besar orang tidak memiliki akses ke layanan-layanan esensial saat mereka sangat membutuhkannya."

   OCHA mengingatkan bahwa berdasarkan hukum humaniter internasional, para personel dan fasilitas medis harus dihormati dan dilindungi.

   OCHA mengatakan bahwa badan dan mitra PBB terus mengirimkan bantuan krusial kepada warga Lebanon yang membutuhkan. Sejak 23 September, sekitar 65 konvoi kemanusiaan telah menyalurkan bantuan esensial kepada masyarakat di daerah-daerah yang terdampak konflik di Lebanon.

   "Selain makanan, tenda, lampu tenaga surya, kasur, dan pasokan medis, mitra badan kemanusiaan PBB menyediakan lebih dari 1,6 juta liter air minum kemasan dan lebih dari 42 juta liter air via truk," papar OCHA. "Kami juga telah mengirimkan sekitar 600.000 liter bahan bakar guna mendukung operasi pemompaan air di fasilitas-fasilitas utama."

   UNICEF melaporkan berbagai upaya signifikan untuk mendukung pembukaan kembali sekolah-sekolah umum, menyediakan materi pembelajaran individual kepada lebih dari 135.000 anak.  Selesai