Lama Baca 3 Menit

Jika Tiongkok “Menghapus Dolar AS”, Apa yang Akan Terjadi?

03 August 2020, 09:00 WIB

Jika Tiongkok “Menghapus Dolar AS”, Apa yang Akan Terjadi?-Image-1

USD dan RMB - Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.

Tiongkok, Bolong.id – Dilansir Sina News, Bretton Woods, sistem moneter menjadikan dolar AS sebagai mata uang universal. Sistem ini merupakan sistem moneter internasional yang berpusat pada dolar AS.  Sistem moneter Bretton Woods yang mencakup hubungan antara dolar AS dan emas, sistemnya adalah mata uang negara-negara lain terkait dengan dolar AS, nilai tukar, dan aset cadangan internasional.

Dolar AS terkait dengan emas, yang berarti bahwa nilai dolar AS setara dengan emas, itulah sebabnya dolar AS disebut "Emas Amerika".  Untuk memfasilitasi transaksi dalam dolar AS, setiap negara di dunia menyimpan emas di AS.

Seperti negara lain, Tiongkok juga menyimpan asetnya di AS. Mei 2020 lalu, Tiongkok meningkatkan kepemilikannya sebesar USD10,9 miliar hutang AS, atau sebesar Rp160 triliun. Dengan angka ini, total kepemilikan Tiongkok terhadap hutang AS menjadi USD1,08 triliun atau sekitar Rp14 ribu triliun.

Saat perselisihan antara kedua negara terus berlanjut, banyak orang khawatir akan apa yang akan dilakukan AS terhadap hutang Tiongkok di AS? Jika Tiongkok menjual kembali hutang AS dan menarik diri dari sistem moneter dolar AS, apa yang akan terjadi?

Jika Tiongkok menarik diri dari sistem moneter dolar AS, tak diragukan lagi akan berdampak besar pada perekonomian Tiongkok. Sebab, mitra dagang Tiongkok itu lebih dari 120 negara. Jika hal ini terjadi, akan menimbulkan reaksi berantai; seperti penutupan pabrik, pengangguran, dan sebagainya.

Meski Tiongkok memegang posisi sebagai ekonomi terbesar kedua di dunia, namun RMB hanya menyumbang sekitar 2%  di pangsa pasar global. Hal ini yang menjadikan Tiongkok sulit untuk membangun sistem penyelesaian independen dari dolar AS.  AS sendiri akan mengalami gejolak ekonomi yang sama.  

Namun, dalam dua tahun terakhir, beberapa negara memang mulai "menghapuskan dolar", seperti Iran dan Venezuela yang telah meninggalkan transaksi dolar. Pengaruh dolar AS juga jadi melemah.

Jika Tiongkok juga ikut “menghapus dolar”, dampaknya terhadap dolar AS akan sangat besar. Oleh karena itu, baik Tiongkok maupun AS  tidak menginginkan langkah seperti itu terjadi, karena akan merugikan ekonomi kedua belah pihak. (*)