Lama Baca 2 Menit

Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Indonesia 2021 Tak Ber-"Kekuatan Penuh"

03 September 2020, 13:50 WIB

Sri Mulyani: Pemulihan Ekonomi Indonesia 2021 Tak Ber-

Sri Mulyani, Menteri Keuangan RI - Gambar diambil dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami.

Jakarta, Bolong.id - Pemulihan ekonomi Indonesia 2021 diprediksi tidak ber-"kekuatan penuh". Seiring COVID-19, akan terus mengurangi konsumsi dan investasi dalam negeri, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Sementara itu, pemerintah terus mengantisipasi agar vaksin dapat disediakan untuk masyarakat pada semester kedua 2021, “Ekonomi mungkin masih lesu hingga saat itu,” tambah Sri Mulyani, Rabu (2/9/20).

"Kami tidak dapat berasumsi akan ada pemulihan kekuatan penuh dalam hal ekonomi, karena pandemi COVID-19 akan tetap menjadi faktor penting yang akan menahan pemulihan konsumsi domestik, investasi, dan ekonomi global, ekonomi kita akan bergantung pada pemulihan di paruh kedua tahun 2021,” tambah Menkeu.

Mengendalikan COVID-19, serta pemulihan ekonomi global dan reformasi struktural untuk menarik investasi dan dukungan fiskal, adalah beberapa faktor penting yang akan berdampak pada perekonomian negara pada 2021 mendatang, kata Sri Mulyani.

Dengan tantangan tersebut, pemerintah mengharapkan ekonomi tumbuh 4,5 hingga 5,5 persen pada 2021.

Pemerintah telah mengalokasikan dana sebesar Rp695,2 triliun 2020 ini untuk menyelamatkan ekonomi negara, tetapi birokrasi dan kurangnya data warga telah menahan penyaluran bantuan dan dana stimulus yang sangat dibutuhkan.

Perlu dicatat, perekonomian Indonesia mengalami kontraksi 5,32 persen pada kuartal kedua 2020 ini karena konsumsi domestik, investasi bisnis dan belanja pemerintah yang menurun secara signifikan.