Lama Baca 3 Menit

Kedubes China di Inggris Protes pada Politisasi Pandemi Corona

18 February 2021, 08:35 WIB

Kedubes China di Inggris Protes pada Politisasi Pandemi Corona-Image-1

Ilustrasi - Image from Internet. Segala keluhan mengenai hak cipta dapat menghubungi kami

London, Bolong.id - Investigasi tim pakar badan kesehatan dunia WHO terhadap asal virus Corona di Wuhan, Tiongkok, dikomentari negatif oleh beberapa pihak. Termasuk pengamat dari Inggris yang menyatakan bahwa asal virus itu memang dari Wuhan.

Menanggapi itu, pihak Kedutaan Besar Tiongkok di Inggris meminta agar isu Corona tidak dipolitisir. Demikian dikutip dari Xinhua, Selasa (17/02/21).

Juru bicara Kedubes Tiongkok di Inggris mengatakan, "Tiongkok telah memelihara komunikasi dan kerjasama yang erat dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang penelusuran asal virus global secara terbuka dan transparan. Jadi, mohon jangan dipolitisir," kata juru bicara yang tidak disebut namanya itu.

"Pemerintah Tiongkok memberikan dukungan dan bantuan yang kuat untuk studi penelusuran asal global yang diadakan oleh WHO, yang telah sangat diakui oleh WHO dan para ahli internasional, termasuk dari Inggris," katanya.

"Kami berharap negara-negara di dunia akan mengadopsi sikap yang adil, obyektif dan bertanggung jawab, mengambil tindakan nyata untuk mendukung pekerjaan WHO, dan memberikan kontribusi yang layak bagi kerja sama internasional dalam memerangi pandemi dan untuk membangun komunitas kesehatan global. untuk semua."

Juru bicara tersebut menambahkan bahwa ada sejumlah petunjuk, laporan, dan studi yang menunjukkan adanya wabah di berbagai lokasi di seluruh dunia pada paruh kedua tahun 2019 dan menekankan bahwa penelusuran asal-usul global dapat diperluas ke lebih banyak tempat sebagai bukti faktual. terakumulasi dan hipotesis berbasis sains berkembang.

Juru bicara itu juga mencatat pentingnya studi berbasis sains dan berbasis bukti saat melakukan pekerjaan penelusuran asal-usul.

"Kita seharusnya tidak mengizinkan politik untuk mengesampingkan sains, atau mengganti studi ilmiah dengan spekulasi yang tidak beralasan dan distorsi yang disengaja," tambah juru bicara itu. (*)