Lama Baca 3 Menit

Presiden IMF: Ekonomi China dan Amerika Serikat Pulih Tercepat

01 April 2021, 13:04 WIB

Presiden IMF: Ekonomi China dan Amerika Serikat Pulih Tercepat-Image-1

Logo IMF - Image from Reuters

Beijing, Bolong.id -  Presiden International Monetary Fund (IMF) Kristalina Georgieva mengatakan, Selasa (30/3/21) bahwa kecepatan pemulihan ekonomi global tidak merata. Tiongkok dan Amerika Serikat tercepat.

Dilansir dari Xinhua, Rabu (31/3/2021), Georgieva mengatakan dalam seminar online American Institute of Foreign Affairs hari itu, berkat dukungan kebijakan tambahan dan vaksinasi ekstensif covid-19 di negara maju, fondasi untuk pemulihan ekonomi global menjadi lebih kokoh. 

Namun, prospek pemulihan dalam ekonomi dan lintas kawasan menunjukkan divergensi berbahaya. Saat ini, penting untuk memastikan bahwa ekonomi yang rentan memiliki peluang vaksinasi yang adil untuk membuat pemulihan ekonomi lebih inklusif dan berkelanjutan.

Georgieva mencontohkan, peran Tiongkok dan Amerika Serikat dalam mesin pemulihan ekonomi global semakin jelas. Menurut perkiraan IMF, pada akhir tahun 2021, PDB Tiongkok dan Amerika Serikat akan jauh melebihi tingkat sebelum epidemi, dan hanya sedikit negara di dunia yang dapat mencapainya.

Ke depan, Georgieva meyakini bahwa pemulihan ekonomi global masih menghadapi ketidakpastian yang sangat tinggi, yang terutama bergantung pada perkembangan covid-19, termasuk kemajuan vaksinasi dan mutasi covid-19. Sementara itu, ruang kebijakan fiskal negara-negara berkembang, berpenghasilan rendah dan ekonomi rapuh semakin menyempit, dan akses ke vaksin lebih sedikit, yang dapat menjadi kendala bagi pemulihan ekonomi global.

Georgieva menyarankan agar semua negara mengeluarkan kebijakan yang lebih kuat untuk membantu perekonomian pulih secara seimbang, termasuk fokus untuk menghilangkan krisis pandemic dan secara aktif melakukan kerja sama lintas batas. Pada saat yang sama, kita harus terus mendukung pemulihan pasar tenaga kerja, meningkatkan dukungan untuk usaha kecil dan menengah, memberikan lebih banyak bantuan kepada ekonomi yang rentan, dan meningkatkan investasi di bidang infrastruktur, pendidikan dan kesehatan, sehingga dapat membuat perekonomian lebih hijau, lebih pintar dan lebih inklusif. (*)