Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin telah meminta AS
untuk "segera memperbaiki kesalahannya dan menghentikan tindakannya - Image from Reuters
Amerika Serikat, Bolong.id - Pemerintah AS belum memperpanjang visa untuk jurnalis Tiongkok. Visa 90 harinya, berakhir 7 Agustus 2020, ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok pada Kamis (6/8/20).
Visa semacam itu biasanya terbuka dan tidak perlu diperpanjang kecuali jika pegawai tersebut pindah ke perusahaan atau media lain.
Pada 11 Mei 2020, pemerintahan Presiden Donald Trump memberlakukan peraturan baru pada jurnalis Tiongkok yang bekerja di AS, membatasi visa untuk grup tersebut hingga 90 hari, dengan opsi perpanjangan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin (汪文斌) mengatakan sejauh ini tidak ada jurnalis Tiongkok yang diberikan perpanjangan visa.
Wang mengatakan pendekatan AS terhadap media Tiongkok didasarkan pada mentalitas Perang Dingin dan bias ideologis, dan pemerintah AS telah meningkatkan tindakannya terhadap media Tiongkok.
"AS harus segera memperbaiki kesalahannya dan menghentikan tindakannya," katanya. "Jika AS tetap bersikeras, Tiongkok akan mengambil tanggapan yang diperlukan dan disahkan untuk melindungi hak-haknya."
Kedua negara telah terlibat dalam serangkaian tindakan yang melibatkan jurnalis selama pandemi COVID-19.
Pada Februari 2020, pemerintahan Trump mengatakan akan mulai memperlakukan lima entitas media besar yang dikelola pemerintah Tiongkok dengan operasi AS sama dengan kedutaan asing, mengharuskan mereka mendaftarkan pegawai dan properti AS-nya ke Departemen Luar Negeri.
Pada Maret 2020, AS memangkas jumlah jurnalis Tiongkok yang diizinkan bekerja di kantor media Tiongkok AS dari 160 menjadi 100.
Sebagai tanggapan, Tiongkok mencabut kredensial pers untuk jurnalis Amerika dari tiga surat kabar.
Pemimpin Redaksi Global Times, Hu Xijin - Image from Twitter @HuXijin_GT
Pada saat masa berlaku visa 90 hari jurnalis Tiongkok hampir habis, Pemimpin Redaksi Global Times Hu Xijin mengatakan di Twitter bahwa Tiongkok "siap untuk skenario terburuk."
"Pihak Tiongkok telah mempersiapkan skenario terburuk yang harus ditinggalkan semua jurnalis Tiongkok," cuit Hu di Twitter.
"Jika itu masalahnya, pihak Tiongkok akan membalas, termasuk menargetkan jurnalis AS yang berbasis di HK." (*)
