Lindsay Zou - Image from Instagram
Jakarta, Bolong - Xiao Lin (nama Barat Lindsay Zou) dari Columbia Univecity, New York, Amerika Serikat (AS) dalam analisisnya tentang ekonomi Rusia, mengaitkan kebijakan Boris Yeltsin, Presiden Rusia Pertama, menjabat 10 Juli 1991 – 31 Desember 1999. Berikut kelanjutannya:
Perekonomian Rusia sekarang tidak lepas dari bayang-bayang masa lalu, ketika negara itu masih bernama Uni Sovyet. Kemudian Presiden Pertama Rusia, Boris Yeltsin melakukan shock therapy ekonomi. Artinya, memaksa perekonomian pasar.
Padahal, mekanisme pasar tidak bisa diatur. Mekanisme pasar bersifat terbuka dan bebas.
Dulu aku bisa memprediksi ekonomi Rusia, tapi sekarang tidak. Sebab, mekanisme pasar tidak mungkin diatur pemerintah.
Aku melihat perekonomian Rusia seperi menonton film atau novel tentang beladiri. Tiba-tiba pahlawan teracuni dan terluka parah. Apa yang dilakukan saat itu?
Tentunya ini tidak sembuh secara perlahan, kuatkan otot daan tulangmu dan biarkan dia tumbuh kembali dengan sendirinya.
Apakah itu terdengar misterius? Apakah ingin bermain?
Jangan coba terapi ini, sangat agresif dan berbahaya. Tapi itu memiliki kisah sukses dalam sejarah Eropa Timur.
Misalnya, pada tahun 1985 di Bolivia, Perdana Menteri baru langsung mengambil langkah radikal seperti itu, dan berhasil menekan inflasi tinggi di negara itu.
Misalnya lagi, pada tahun 1989 Polandia juga dari ekonomi terencana, saat beralih ke ekonomi pasar, mengambil shock therapy serupa. Meski ada pengalaman singkat beberapa resesi dan penurunan.
Tapi tidak waktu lama untuk mengembalikan ke kondisi semula. Sehingga dikatakan ini berhasil untuk Polandia.
Tapi untuk Rusia? Negara besar dalam situasi rumit seperti itu, harus menjalani shock therapy secara langsung. Itu benar-benar membuat Rusia terkejut. Misalnya, merilis harga barang secara tiba-tiba.
Pemerintah Rusia punya banyak hutang. Ada hutang baru, juga harus melunasi hutang Uni Soviet. Itu menyebabkan hiperinflasi jangka pendek.
Pada tahun 1992, inflasi setinggi 2.500%. Apa konsep ini? Artinya, di awal tahun harga secangkir teh susu, misalnya, sepuluh rubel, kemudian di akhir tahun meroket jadi 250 rubel.
Selama 7 tahun ke depan, pengangguran di Rusia juga melonjak dari di bawah 5% menjadi 14%. Sangat kontras dengan GDP yang hampir gagal. Bandingkan, selama periode ini GDP Amerika Serikat dan Tiongkok terus meningkat.
Rusia melempar sangat jauh, tapi ini juga jauh dari konsekuensi terburuk dari shock therapy. Sebab adanya GDP yang turun, inflasi tinggi, dan kenaikan tingkat pengangguran.
Ini sebenarnya adalah ekonom umum. Beberapa konsekuensi yang dapat diharapkan.
Seperti saat ingin master bela diri dengan berotot kuat, dengan berlatih dengan sekuat tenaga. Ini membuat Anda harus melewati tahap yang sangat menyakitkan.
Seperti yang saya katakan sebelumnya, ketika Polandia menjalani shock therapy, juga melewati tahap ini.
Faktanya, semua orang siap secara mental. Hanya setelah melewati jalan satu-satunya ini, ekonomi bisa ke tingkat yang lebih baik.
Di jalan perkembangan liberalisasi yang pesat, tetapi kami mengatakan shock therapy konsekuensi yang sangat serius, bahkan mempengaruhi Rusia hingga saat ini.
Mari kita lihat dulu, Yeltsin melakukan shock therapy ini. Apa yang dilakukan? yang terpenting adalah kontrol harga dicabut, mulai membuka ekspor impor, adanya liberialiasi suku bungan, dan privatisasi BUMN.
Privatisasi badan usaha milik negara, maksudnya adalah membiarkan rakyat semuanya bisa berinvestasi di BUMN-BUMN besar itu.
Kedengarannya seperti keadilan tapi apa yang sebenarnya mengarah pada hasil tersebut? Untuk membiarkan perusahaan milik negara besar di bekas Uni Soviet dengan harga yang sangat murah jatuh ke minoritas atau di tangan segelintir orang.
Ini membuat kekayaan di tangan orang-orang itu terakumulasi sangat cepat. Tidak hanya itu saja, pada tahun 1996 Yeltsin mencalonkan diri untuk pemilihan kembali sebagai presiden.
Saat itu, ekonomi sudah dibuat berantakan oleh Yeltsin. Diperburuk dengan pertama kali perang dengan Chechnya. Sungguh kondisi yang sangat tidak ideal.
Tapi, Yeltsin banyak bergerak dalam bidang politik. Diam-diam dia menghubungi orang besar dalam perbankan Rusia dengan melakukan perjanjian rahasia.
Ini bisa dikatakan seperti.... "Kalian bantu aku agar terpilih kembali, dan setelah aku terpilih, jabatan dan kekayaanmu akan aman."
Tak disangka, beberapa bulan kemudian Yeltsin benar-benar terpilih kembali menjadi Presiden Rusia.
Menurut ketentuan perjanjian, tujuh Oligarki itu menguasi setengah Rusia, Saminamkirschina, secara harfiah disebut seven bankers.
Cuma itu? Memang mereka hanya terlihat seperti bankir, tapi tujuh orang besar ini memiliki kendali besar dalam gas, bank, perminyakan, dan lain-lain.
Dapat dikatakan memegang kendali industri besar yang menjadi urat nadi perekonomian Rusia. Sangat tidak belebihan untuk mengatakan demikian, sama seperti Yeltsin ketika dia akan melakukan sesuatu ia harus mengingat ketujuh orang ini.
Meskipun saat itu calon oligarki telah berubah, tapi ekonomi oligarki akan dipengaruhi pola politik dan ini akan sangat berdampak pada Rusia di masa depan.
Kukatakan, bahwa oligarki memiliki konsekuensi yang serius. (bersambung)
Advertisement