Lama Baca 3 Menit

Menteri BUMN: Garuda Fokus di Rute Domestik

03 June 2021, 10:33 WIB

Menteri BUMN: Garuda Fokus di Rute Domestik-Image-1

Erick Thohir - Image from KendariPos

Jakarta, Bolong.id - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir meminta maskapai Garuda Indonesia dan anak usaha Citilink fokus pada penerbangan domestik. Itu langkah menyelamatkan perusahaan yang dililit utang Rp 70 triliun.

Dilansir dari Medcom.id pada Rabu (02.06.2021) Erick menyampaikan dalam konferensi pers bahwa sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi pasar domestik yang sangat besar. Orang hanya memiliki dua pilihan untuk bepergian dari satu pulau ke pulau lain, melalui laut atau udara.

Menurut dia, berdasarkan ukuran negara, Indonesia berbeda dengan Singapura, Qatar, dan Uni Emirat Arab. 

Tiga negara itu memiliki wilayah yang relatif kecil. Indonesia lebih dari dua kali lebih besar dari negara-negara tersebut. Ini bisa menjadi keuntungan bagi Indonesia.

Dia berkata: "Negara-negara itu hanya begitu besar, ke mana Anda ingin terbang? Jika kita lengkap dari timur ke barat. Kita harus berterima kasih kepada Garuda untuk berpegang teguh pada itu, dan harapan ada di depan, karena kita adalah negara kepulauan dengan domestik Pasarnya kuat."

Erick mencontohkan, menurut statistik, pariwisata Indonesia didominasi oleh wisatawan domestik, sekitar 78%. 

Dari devisa pariwisata sebesar Rp 1.400 triliun, wisman hanya menyumbang 22% atau sekitar Rp 300 triliun. "Kalau mau bicara bisnis ya ini (pasar dalam negeri), bukan itu (pasar luar negeri). Tentu perlu terobosan dan pembenahan, dan itu tidak bisa diabaikan," katanya.

Erick mengatakan bahwa jumlah komisaris Garuda akan dikurangi untuk mengurangi beban keuangan perusahaan dan mencerminkan tingkat kesetaraan karyawan dalam program pensiun dini.

Menurut Bloomberg News, Presiden Garuda Irfan Setiaputra baru-baru ini mengatakan kepada karyawan perusahaan bahwa utang perusahaan adalah 70 triliun dong ($ 4,9 miliar). 

Akibat keterlambatan pembayaran perusahaan kepada pemasok, total utang meningkat lebih dari Rp 1 triliun per bulan. Saat ini cash flow Garuda berada di zona merah, dengan aset bersih minus 41 triliun dong.

Selain itu, Garuda juga akan melakukan restrukturisasi bisnis, termasuk pengurangan jumlah armada pesawat hingga 50%. Pada 21 Mei tahun ini, manajemen Garuda juga mengumumkan rencana pensiun dini kepada publik.(*)