Lama Baca 3 Menit

Diskriminasi Vaksin di Beberapa Negara Ditentang WHO

02 July 2021, 11:45 WIB

Diskriminasi Vaksin di Beberapa Negara Ditentang WHO-Image-1

Ilustrasi penyuntikan vaksin - Image from Getty Images

Jenewa, Bolong.id - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta negara-negara mengakui semua vaksin yang sudah disetujui. Itu demi menghindari diskriminasi jenis vaksin.

Dilansir dari CGTN pada Jumat (2/7/2021), saat ini beberapa negara dan blok termasuk Uni Eropa mengizinkan pelancong yang telah divaksinasi. Namun, mereka tidak menerima semua vaksin yang disetujui WHO.

Paspor seseorang tervaksin UE, misalnya, hanya menerima vaksin yang disetujui oleh regulatornya sendiri – yang saat ini ada empat. Ini terlepas dari kenyataan bahwa di dalam UE, Hungaria telah mengizinkan dan memberikan vaksin lain seperti Sinovac dari Tiongkok dan Sputnik V dari Rusia. 

UE juga tidak akan menerima dosis vaksin AstraZeneca yang diproduksi di India, meskipun masing-masing negara memiliki keleluasaan untuk menyesuaikan aturan. 

“Setiap tindakan yang hanya memungkinkan orang yang dilindungi oleh subset vaksin yang disetujui WHO untuk mendapatkan keuntungan dari pembukaan kembali perjalanan ke dan dengan wilayah itu akan secara efektif menciptakan sistem dua tingkat, yang semakin memperlebar kesenjangan vaksin global dan memperburuk ketidakadilan yang sudah ada. Hal ini terlihat dalam pendistribusian vaksin COVID-19," 

Demikian pernyataan bersama dari WHO, Global Vaccines Alliance, Coalition for Epidemic Preparedness Innovations, dan Unicef. 

 Kelompok-kelompok tersebut merupakan mitra dalam inisiatif COVAX yang bertujuan untuk menciptakan distribusi vaksin yang lebih merata di seluruh dunia.

Kedutaan Tiongkok di AS mengatakan akan mempertimbangkan vaksin yang belum disetujui di Tiongkok – seperti Pfizer-BioNtech atau Moderna – dalam menilai kode kesehatan covid-19 yang diperlukan untuk memasuki Tiongkok.

Negara-negara yang tidak mengakui semua vaksin yang disetujui WHO telah merusak kepercayaan pada vaksin penyelamat jiwa yang telah terbukti aman dan efektif, mempengaruhi penyerapan vaksin dan berpotensi menempatkan miliaran orang dalam risiko, pernyataan mitra COVAX. (*)