
Beijing, Bolong.id - Di Padang Rumput Jinyintan di Provinsi Qinghai, Tiongkok barat laut, seekor kucing gurun berbulu halus bernama Huang Tai Ji berkeliaran mencari mangsa.
Sulit dipercaya bahwa kucing menggemaskan dan penuh rasa ingin tahu ini adalah makhluk yang ketakutan dan terluka beberapa bulan yang lalu.
Dilansir dari 人民网 Kamis (21/03/24), menurut penyelamatnya, Huang Tai Ji terperangkap dalam perangkap tikus saat berburu ayam di halaman penggembala di Kabupaten Haiyan Qinghai pada bulan Juni 2023.
Terdaftar sebagai hewan nasional yang dilindungi kelas satu di Tiongkok, kucing gurun Tiongkok adalah spesies kucing yang berharga sangat penting bagi keanekaragaman ekologi.
Untungnya, jebakan tersebut tidak melukai tulangnya, dan Huang Tai Ji segera diselamatkan dan diangkut ke Taman Margasatwa Xining di ibu kota Qinghai, Xining untuk dirawat.
Pihak taman memutuskan untuk melepaskan Huang Tai Ji ke alam liar setelah sekitar satu bulan perawatan dan pemulihan.
Bersama dengan peneliti dari Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Pertanian China, tim penyelamat membebaskan kucing tersebut pada tanggal 23 Juli 2023. Sebuah kalung pemosisian satelit dipasang. melekat pada hewan tersebut.
Ini adalah pertama kalinya seekor kucing gurun Tiongkok dilepaskan dengan perangkat penentuan posisi satelit yang terpasang padanya, kata Qi Xinzhang, wakil direktur Taman Margasatwa Xining.
“Kerah tersebut mengumpulkan informasi mengenai garis lintang, bujur, ketinggian, suhu, dan bahkan kecepatan sesaat melalui teknologi penentuan posisi satelit GPS, dan mengunggah datanya setiap dua jam,” kata Qi.
Berkat informasi tersebut, Qi dan rekan-rekannya dapat memantau secara efektif kondisi dan aktivitas kucing.
“Kami dapat mengetahui dari data yang dikumpulkan apakah kucing tersebut ditangkap atau terluka, dan dengan demikian memberikan bantuan tepat waktu jika terjadi keadaan darurat,” tambahnya.
Kerah tersebut tidak hanya memberikan solusi cepat bagi para peneliti untuk menyelamatkan nyawa kucing tersebut.
Selain itu, Qi mampu menunjukkan dengan tepat jangkauan pergerakan Huang Tai Ji pada peta satelit, yang mengungkapkan jangkauan total berukuran sekitar 200 kilometer persegi, sekaligus menyoroti 36- area kilometer persegi tempat kucing menghabiskan sebagian besar waktunya.
“Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa rata-rata area aktif kucing gurun Tiongkok hanya sekitar 3,3 kilometer persegi. Dengan wawasan yang diberikan oleh kalung pemosisian satelit, kami mengetahui bahwa area jelajah kucing ini jauh lebih besar, sehingga memberikan petunjuk baru tentang hal terkait. belajar, " kata Qi.
Berdasarkan data yang dikumpulkan, petugas Taman Margasatwa Xining memasang delapan kamera inframerah di area tempat Huang Tai Ji paling sering ditemukan, dan memperoleh banyak informasi berharga tentang kucing dan hewan liar lainnya di wilayah tersebut.
“Kami sekarang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang lingkungan hidup, pola makan, dan saingan alami kucing gurun Tiongkok, semuanya berkat kalung penentuan posisi satelit,” kata Qi.
Teknologi penentuan posisi satelit tidak hanya menawarkan cara yang lebih efisien untuk melindungi dan mempelajari kucing gurun Tiongkok, namun juga memberdayakan pelestarian satwa liar di berbagai tempat lain di Tiongkok.
Menurut laporan yang dirilis oleh Sistem Satelit Navigasi Beidou Tiongkok, perangkat penentuan posisi satelit telah digunakan untuk perlindungan dan penelitian hewan langka mulai dari gajah Asia hingga panda raksasa.
Selain data penentuan posisi yang akurat, sistem ini juga menawarkan fungsi-fungsi inovatif termasuk sinyal- komunikasi telegraf gratis, memungkinkan peneliti lapangan melacak hewan di daerah terpencil.
Qi percaya bahwa teknologi seperti penentuan posisi satelit adalah masa depan pelestarian satwa liar.
“Kami akan terus melepaskan kucing-kucing gurun Tiongkok yang diselamatkan dan dilengkapi dengan kalung penentuan posisi satelit, dan memulai pembiakan buatan terhadap kucing-kucing ini berdasarkan apa yang telah kami pelajari,” kata Qi. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement
