Barongsai, salah satu kebudayaan China - Image from Gambar diambil dari internet. Segala keluhan terkait gambar dapat menghubungi kami.
Jakarta, Bolong.id- Kebudayaan Tionghoa merupakan salah satu kebudayaan yang tertua dan tersohor di dunia. Ditambah dengan banyaknya migrasi yang dilakukan rakyat China sejak zaman dahulu, kebudayaan Tionghoa pun menjadi tersebar luas dan dipraktikkan di berbagai negara hingga saat ini. Kebudayaan yang masih dipertahankan sampai di era modern tersebut salah satunya dapat berupa festival atau hari raya. Tidak hanya untuk memperingati atau merayakan peristiwa penting dan bersejarah, festival ini juga menjadi sarana pewarisan dan pengenalan budaya leluhur ke generasi berikutnya.
Berikut ini delapan festival budaya Tionghoa yang masih dirayakan sampai sekarang:
1. Festival Tahun Baru Imlek (春节; Chun Jie)
Perayaan Imlek di London - Image from Gambar diambil dari internet. Segala keluhan terkait gambar dapat menghubungi kami.
Festival Tahun Baru Imlek dapat dikatakan sebagai festival kebudayaan Tionghoa yang paling terkenal dan dirayakan oleh semua masyarakat keturunan Tionghoa di berbagai belahan dunia. Tahun Baru Imlek atau Festival Musim Semi dirayakan dengan sangat meriah. Berbagai pernak-pernik seperti lampion merah, kertas merah bertuliskan ‘FU’, dan angpao dipasang dimana-mana dan pesta dengan kembang api, tarian naga, dan barongsai ramai dipertunjukkan.
Imlek sendiri sebenarnya merupakan hari raya yang berkaitan dengan pergantian musim, yakni dari musim dingin ke musim semi. Karena musim semi dihitung sebagai musim pertama dari 4 musim yang ada, maka berdasarkan penanggalan Imlek, hari pertama mulainya musim semi merupakan hari pertama penanggalan tahunan.
2. Festival Cap Go Meh (元宵节; Yuan Xiao Jie)
Cap Go Meh di Indonesia - Image from Gambar diambil dari internet. Segala keluhan terkait gambar dapat menghubungi kami.
Festival Cap Go Meh atau Yuan Xiao Jie jatuh setiap tanggal 15 bulan pertama penanggalan Imlek. Seringkali masih berada dalam rangkaian perayaan imlek, festival Cap Go Meh ini juga dirayakan dengan sangat meriah di beberapa negara.
Umumnya, dalam Festival Cap Go Meh ini disajikan pertunjukan tarian barongsai, naga (liong), atraksi bela diri wushu, pergelaran alat musik tradisional China, pertunjukan tarian khas negeri Tiongkok, dan sebagainya. Di Indonesia, dalam perayaan ini juga sering dilakukan upacara kirab atau turun ke jalan raya menggotong kio/ usungan yang berisi arca dewa-dewi. Bahkan, di beberapa daerah di tanah air seperti di Jakarta dan Manado, atraksi ‘lok thung’ dan ‘thang sin’ dilakukan. Dalam atraksi ini, terdapat seorang ahli yang menjadi medium atau perantara bagi dewa-dewi. Ia pun akan menunjukkan kebolehannya dengan melakukan atraksi seperti sayat lidah maupun menyabet lengan atau badannya dengan pedang.
3. Festival Ceng Beng (清明节; Qing Ming Jie)
Ceng Beng di Indonesia - Image from Gambar diambil dari internet. Segala keluhan terkait gambar dapat menghubungi kami.
Festival Qing Ming atau Ceng Beng adalah hari di mana masyarakat Tionghoa melakukan ziarah ke kuburan leluhur atau keluarganya. Perayaan yang bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada anggota keluarga ini biasanya diisi dengan membersihkan makam dan bersembahyang sambil membawa buah-buahan, kue, makanan, dan karangan bunga.
4. Festival Duan Wu (端午节; Duan Wu Jie)
Hidangan Bak Cang - Image from Gambar diambil dari internet. Segala keluhan terkait gambar dapat menghubungi kami.
Festival Duan Wu dirayakan sejak 2000 tahun lalu untuk mengenang seorang patriot bernama Qu Yuan yang mati bunuh diri dengan terjun ke sungai karena kesetiaannya pada dinasti Chu. Festival yang berlangsung setiap tanggal 5 bulan 5 penanggalan imlek ini dirayakan dengan makan Bak Chang dan diselenggarakannya perlombaan perahu naga.
5. Festival Qi Xi (七夕节; Qi Xi Jie)
Perayaan Qi Xi di China - Image from Gambar diambil dari internet. Segala keluhan terkait gambar dapat menghubungi kami.
Festival Qi Xi atau Qi Qiao sering disebut sebagai hari valentine rakyat China. Asal-usul festival ini adalah kisah romantis antara pria penggembala Niu Lang dan Zhi Nu si gadis penenun yang menurut cerita hanya dapat bertemu sekali dalam setahun. Pada Malam Festival Qi Xi, gadis-gadis muda berdoa agar dapat meningkatkan keterampilan seni mereka dan memohon supaya mendapatkan suami yang baik, setia, serta mencintainya.
6. Festival Kue Bulan atau Tiong Ciu (中元节; Zhong Yuan Jie)
Kue Bulan - Image from Gambar diambil dari internet. Segala keluhan terkait gambar dapat menghubungi kami.
Festival musim gugur atau biasa disebut dengan hari Tiong Ciu Pia (makan kue pia/kue bulan) sebenarnya merayakan panen. Festival yang dirayakan setiap tanggal 15 bulan 8 penanggalan Imlek ini dimulai di zaman dinasti Xia dan Sheng namun terus berkembang hingga ke dinasti berikut-berikutnya.
Diawali dengan pemujaan terhadap Dewi bulan pada dinasti Zhou, perayaan ini terus merakyat dengan mulai dikirimkannya kue bulan yang bergambar kelinci ke sanak saudara sebagai simbol keutuhan keluarga. Kemudian, pada dinasti Ming dan Qing, muncul pula kebiasaan menanam pohon musim gugur, menyalakan lentera, dan diadakannya pertunjukkan tari naga.
Tradisi yang paling utama dan masih dijalankan hingga sekarang adalah berkumpul bersama keluarga di bawah bulan sambil menikmati penganan khas kue bulan sambil meminum arak (minuman keras khas negeri Tiongkok) atau teh.
7. Festival Chong Yang (重阳节; Chong Yang Jie)
Kue Chong Yang - Image from Gambar diambil dari internet. Segala keluhan terkait gambar dapat menghubungi kami.
Festival Chong Yang merupakan perayaan Panjang Umur yang dirayakan di Tiongkok setiap tanggal 9 bulan 9 dalam tanggalan imlek. Menurut kitab I Ching, angka sembilan memiliki sifat ‘Yang’ atau positif dan angka sembilan 九 (Jiǔ) merupakan angka tertinggi dari angka-angka yang lainnya. Selain itu, bunyi pelafalan angka tersebut sama dengan ‘Jiu-Jiu’ yang artinya ‘lama-lama’, sehingga sering diartikan sebagai panjang umur. Tak heran, festival Chong Yang juga diperingati sebagai hari lansia di China.
Pada festival ini, masyarakat berkumpul untuk berpesta bersama, menikmati bunga krisan, mendaki gunung dan makan kue khas Chong Yang. Festival ini juga dikenal dengan istilah ‘double nine Festival’. Hari raya ini sendiri belum populer di Indonesia.
8. Festival Ronde (冬至节; Dong Zhi Jie)
Wedang ronde - Image from Gambar diambil dari internet. Segala keluhan terkait gambar dapat menghubungi kami.
Festival Ronde sebenarnya merupakan festival Musim Dingin. Jatuh setiap tanggal 22 Desember kalender masehi, dalam perayaan ini, masyarakat akan membuat kue onde dan memakannya bersama keluarga. Festival ini memiliki makna filsafat Tao, ‘Yin dan Yang’, yang membicarakan keseimbangan dan harmoni dalam alam semesta.
Secara turun-temurun, festival ini menjadi saat berkumpul bagi seluruh anggota keluarga dengan satu kegiatan utama yaitu membuat dan menikmati TangYuan atau wedang ronde di Indonesia. Hidangan tersebut adalah panganan manis berkuah dengan isi bola-bola dari beras ketan yang melambangkan persatuan. Tang Yuan ini pun harus dibuat dengan warna yang cerah dan tiap anggota keluarga harus mendapatkan setidaknya satu bola TangYuan besar bersama dengan beberapa lainnya yang berukuran kecil. (*)
Esy Gracia/Penulis
Advertisement