Gudang Gas LPG - Image from berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami
Jakarta, bolong.id - Tak hanya terkait isu keamanan, perang Rusia-Ukraina dikhawatirkan akan menimbulkan efek negatif kepada perekonomian dunia, termasuk Indonesia.
Memanasnya tensi kedua negara itu berdampak langsung kepada harga komoditas, salah satunya minyak mentah. Hal ini pun langsung berdampak pada Indonesia yang merupakan negara net importir minyak dan Liquefied
Petroleum Gas (LPG). Benar saja, Pertamina sudah mengumumkan kenaikan LPG Non Subsidi mulai 27 Februari 2022, dari Rp 13.500/kg, jadi Rp 15.500/kg.
Pengamat perminyakan sekaligus mantan Gubernur Indonesia untuk Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) Widhyawan Prawiraatmadja mengatakan, panasnya situasi geopolitik ini memang pasti berdampak tidak baik bagi Indonesia.
"Hal ini secara berantai akan berpengaruh ke lokasi lain (domino effect)," kata Widhyawan dikutip Minggu (27/2/2022).
Secara fundamental, Widhyawan menyebutkan, situasi geopolitik ini akan berdampak langsung kepada sumber produksi minyak dan gas (migas) di tempat yang bertikai. Tak hanya itu, akan ada pula masalah rantai pasok yang kian terkendala dan membutuhkan asuransi yang lebih tinggi.
"Ujung-ujungnya harga menjadi tinggi dan biaya pengadaan minyak kita akan semakin besar," ungkapnya.
Widhyawan lebih lanjut menjelaskan, sulitnya, jika harga domestik disesuaikan ada ancaman inflasi, tapi jika tidak disesuaikan subsidi akan melonjak. Dampaknya bagi Indonesia jelas tidak bagus.
Di sisi lain, lanjutnya, stok BBM RI juga masih minim, hanya cukup untuk sekitar 20 hari. Bila rantai pasok dari luar negeri terganggu, tentunya ini juga berisiko bagi Indonesia.
"Risikonya besar buat kita," katanya.
Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero) Irto Ginting menjelaskan bahwa penyesuaian ini dilakukan mengikuti perkembangan terkini dari industri minyak dan gas. Dia juga menjelaskan kenaikan 2 tahapan dari Desember yang lalu itu dilakukan demi mengurangi beban masyarakat pengguna LPG non subsidi.
"Tercatat, harga Contract Price Aramco (CPA) mencapai 775 USD/metrik ton, naik sekitar 21% dari harga rata-rata CPA sepanjang tahun 2021," jelas Irto dalam keterangan resminya, Minggu (27/2).(*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement