Lama Baca 3 Menit

Menilik Tingginya Nilai Kapas Xinjiang Bagi China

27 March 2021, 07:35 WIB

Menilik Tingginya Nilai Kapas Xinjiang Bagi China-Image-1

Kapas Xinjiang - Image from Reuters

Bolong.id - Menurut laporan dari China Grain Reserve Management Group, sebuah perusahaan milik negara Tiongkok pada Rabu (24/3/2021), sebagai konsumen kapas terbesar di dunia sekaligus produsen kapas terbesar kedua, produksi kapas Tiongkok tahun 2020/2021 akan naik menjadi sekitar 5,95 juta ton. 

Tercatat pula total permintaan kapas domestik Tiongkok akan mencapai sekitar 7,8 juta ton dengan kesenjangan tahunan sekitar 1,85 juta ton. Kapas Xinjiang, dengan kapasitas produksi 5,2 juta ton, akan menyumbang 87% produksi kapas dalam negeri sekaligus mengkonsumsi 67%-nya.

Kapas panjang Xinjiang memang sudah tersohor kualitasnya di dunia. Bahannya yang hangat, tidak panas, dan sangat nyaman, membuatnya sangat diminati. Namun karena persediaannya terbatas, produksi kapas Xinjiang belum dapat memenuhi permintaan domestik Tiongkok. Bahkan, untuk memenuhi permintaan domestik, Tiongkok perlu mengimpor sekitar 2 juta ton kapas setiap tahun.

Untuk mengatasi kekurangan kapas ini, dalam beberapa tahun terakhir, Tiongkok telah melakukan berbagai upaya. Tiongkok menetapkan sistem cadangan kapas untuk memastikan keamanan mata pencaharian petani kapas. Terkait pemetikan, dengan memperkenalkan pemetikan kapas secara mekanis, proporsi kapas yang dipanen di Xinjiang pada tahun 2019 telah mencapai 42%. Menjadi wajarlah bila Tiongkok dan warganya menilai kapas Xinjiang sebagai sumber daya alam yang sangat berharga.

Sebuah komentar pun dipublikasikan di Xinhua pada Kamis (25/3/2021) terkait kapas Xinjiang. Dikatakan bahwa "pasar Tiongkok cukup besar dan berwawasan luas untuk bersedia berbagi peluang pengembangan dengan semua perusahaan asing, tetapi jika tidak ada rasa saling menghormati, kerja sama tidak akan ada artinya. [perusahaan-perusahaan] itu melakukan hal-hal yang merugikan Tiongkok, namun pada saat yang sama juga ingin menghasilkan banyak uang di Tiongkok."

Pada kesempatan lain, Dewan Tekstil dan Pakaian Nasional Tiongkok atau China National Textile and Apparel Council (CNTAC) juga mengatakan, tuduhan "kerja paksa" justru melanggar hak-hak petani kapas Xinjiang dan para pekerja industri tekstil untuk mendapatkan gaji dan meningkatkan pemasukannya. (*)