Lama Baca 3 Menit

AS: Rusia Jadi Beban China Akibat Invasi ke Ukraina

29 March 2022, 15:26 WIB



AS: Rusia Jadi Beban China Akibat Invasi ke Ukraina-Image-1

Colin Kahl - Image from berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami

Jakarta, bolong.id -- Seorang pejabat Kementerian Pertahanan Amerika Serikat berkomentar bahwa invasi Rusia ke Ukraina telah membuat Tiongkok ikut terseret dalam konflik tersebut dan membebani Beijing. Pasalnya, karena Tiongkok merupakan sekutu dekat Rusia, negara Barat pun banyak mendesak Tiongkok untuk berbuat lebih banyak guna menyetop agresi Moskow.

"Saya berpikir ada tingkat tertentu yang dilakukan [Presiden Rusia Vladimir] Putin yang membuat Rusia lebih menjadi beban strategis untuk Beijing saat ini dibandingkan enam pekan lalu atau enam bulan lalu [sebelum invasi ke Ukraina berlangsung]," kata Wakil Menteri Pertahanan Amerika Serikat untuk bidang Kebijakan, Colin Kahl, Kamis (24/3), sebagaimana dilansir Reuters.

Pada Februari lalu, Tiongkok dan Rusia mendeklarasikan kemitraan 'tanpa batas' yang saling mendukung satu sama lain dalam merespons situasi di Ukraina dan Taiwan. Keduanya juga berjanji bakal bekerja sama untuk melawan Barat.

Presiden Tiongkok Xi Jinping bahkan terang-terangan mendukung Putin dan menegaskan bahwa Amerika Serikat dan NATO harus serius mendengar keluhan Rusia soal jaminan keamanan.

Senada dengan Putin, Xi menganggap NATO harus berhenti memperluas ekspansinya di Eropa Timur. Itu menjadi salah satu keluhan Rusia beberapa bulan sebelum invasi ke Ukraina berlangsung.

Meski demikian, Tiongkok berupaya bersikap diplomatis dalam merespons invasi Rusia ke Ukraina. Langkah yang Tiongkok ambil adalah tak mengecam invasi Rusia namun berulang kali menegaskan agar Rusia dan Ukraina menyelesaikan konflik melalui dialog serta menghentikan peperangan.

Selain itu, beberapa waktu lalu, Tiongkok sempat menyuarakan dukungannya kepada Rusia untuk hadir di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang diselenggarakan di Indonesia. Wang Wenbin, juru bicara kementerian Luar Negeri Tiongkok juga menyampaikan Rusia merupakan anggota penting G20.

"Tidak ada anggota yang memiliki hak untuk memberhentikan negara lain sebagai anggota. G20 harus menerapkan multilateralisme yang nyata, memperkuat persatuan dan kerja sama," kata Wang dalam jumpa pers, Rabu (23/3), dikutip dari Reuters.

Tak hanya itu, Tiongkok bahkan  mendukung tuduhan Rusia yang menyatakan bahwa AS telah mengembangkan senjata biologis di Ukraina

"Operasi militer Rusia yang mengungkap rahasia tentang laboratorium AS di Ukraina bukan lah sesuatu yang bisa diabaikan dengan mengatakan itu disebut propaganda dan kekonyolan," kata Jubir Kemlu China lain, Zhao Lijian.