Lama Baca 3 Menit

Berapa Biaya Untuk Mengobati Pasien COVID 19 di Tiongkok?

29 March 2020, 14:07 WIB

Berapa Biaya Untuk Mengobati Pasien COVID 19 di Tiongkok?-Image-1

Seorang pemuda sedang mendapatkan penanganan medis - Image from : Gambar berasal dari internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat langsung menghubungi kami

Sejak merebaknya wabah COVID 19, biaya pengobatan telah menjadi topik yang hangat dan banyak dibicarakan oleh masyarakat. Kepala Departemen Manajemen Layanan Kesehatan dari Biro Asuransi Kesehatan Tiongkok, Xiong Xianjun, menjelaskan, guna melepaskan kekhawatiran masyarakat akan biaya pengobatan, bersama dengan Kementerian Keuangan, diterapkanlah kebijakan "dua jaminan" untuk mewujudkan "deteksi lebih dini, laporan lebih awal, karantina lebih awal, dan pengobatan lebih awal."

Departemen Asuransi Kesehatan mewajibkan institusi kesehatan untuk menangani seluruh pasien positif dan terduga COVID 19 terlebih dahulu, baru kemudian membicarakan masalah biaya kesehatan. Setelah asuransi kesehatan dasar, asuransi untuk kondisi penyakit serius dan bantuan medis kemudian dapat dibayarkan sesuai dengan peraturan, sebagian dari beban pribadi dan sebagian disubsidi oleh keuangan negara. 

Pada saat yang sama, untuk memastikan bahwa lembaga medis tidak khawatir tentang pembatasan anggaran, Departemen Asuransi Kesehatan secara bertahap akan menyesuaikan total indikator anggaran dari lembaga medis yang ditunjuk, dan mendaftarkan anggaran untuk pengobatan secara terpisah, tanpa menggunakan indikator total anggaran tahun ini. Dana bantuan khusus juga diberikan kepada institusi layanan kesehatan untuk penanganan pasien COVID 19. Hingga tanggal 19 Maret 2020, sejumlah 19,3 miliar yuan (setara dengan 43,5 triliun rupiah) telah diambil alih oleh Departemen Asuransi Kesehatan di berbagai daerah, termasuk diantaranya 3,7 miliar yuan (setara dengan 8,3 triliun rupiah) untuk Provinsi Hubei.

Sampai pada 15 Maret 2020, biaya pelayanan kesehatan untuk 93.238 pasien positif dan terduga COVID 19 di Tiongkok adalah sebesar 1,04 milyar yuan (2,3 triliun rupiah), yang dibayarkan oleh sistem asuransi kesehatan sebesar 677 juta yuan (atau setara dengan 1,5 triliun rupiah). Telah terdapat 44.189 tagihan pasien yang sudah dibayar, menghabiskan total biaya 752 juta yuan (1,7 triliun rupiah), dan rata-rata per orang membutuhkan 17 ribu yuan (38.37 juta rupiah) untuk biaya pengobatan. 65% dari biaya ini ditanggung Departemen Asuransi Kesehatan, sedangkan sisanya ditanggung oleh Kementerian Keuangan.

Untuk mengurangi risiko penularan COVID 19, Departemen Asuransi Kesehatan di semua tingkatan dengan maksimal mengoptimalkan proses dan penanganan jarak jauh. Institusi kesehatan penanganan pasien COVID 19 pun harus membangun koridor darurat, mempersingkat waktu pemrosesan, memperpanjang batas waktu pemrosesan asuransi kesehatan, menunda penanganan hal-hal yang tidak mendesak, dan mempromosikan akses yang mudah dalam penanganan asuransi kesehatan melalui cara-cara seperti dari Internet, telepon atau pun email. 

Penulis: Aisyah Hidayatullah