Lama Baca 3 Menit

China Incar Logam Tanah Jarang Indonesia

14 April 2022, 14:44 WIB

China Incar Logam Tanah Jarang Indonesia-Image-1

ilustrasi Logam Tanah Jarang - Image from berbagai sumber. Segala keluhan terkait hak cipta silahkan hubungi kami

Bolong.idLogam tanah jarang atau disebut juga dengan tanah jarang merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki Indonesia.

Tanah jarang kini menjadi komoditas yang banyak dicari, bahkan pihak swasta asal Tiongkok mengaku membeli semua logam tanah jarang di Indonesia. Demikian disampaikan Achmad Ardianto, Direktur Utama PT. Timah.

Dilansir dari 印尼老杜企鹅号 pada Rabu (13/4/2022), “saat ini PT Timah sedang mencari cara untuk mengekstrak logam tanah jarang yang terkandung dalam monasit. Mineral ini biasanya ditemukan di tambang timah. Meski teknologi untuk mengekstrak tanah jarang masih terus diuji coba, tetapi mulai saat ini pasar produk tanah jarang diproduksi oleh PT Timah.” Kata Achmad Ardianto.

Harus jelas bahwa tanah jarang akan digunakan di dalam negeri dan juga oleh swasta. "Kami juga ingin memastikan ada end user (pengguna tanah jarang), jadi tidak perlu swasta. Pemerintah Indonesia juga bisa mengontrol untuk bidang kedirgantaraan atau pertahanan," kata Achmad saat rapat kerja dengan DPR.

Mengenai pengguna pribadi, sudah ada banyak pencarian untuk komoditas ini. Perusahaan pertahanan dan kedirgantaraan AS Lockheed Martin telah menyatakan minatnya untuk membeli logam tanah jarang dari Indonesia, kata Achmad.

Bahkan, menurut dia, ada perusahaan asal Tiongkok yang ingin membeli semua produk tanah jarang Indonesia.

“Selain itu, beberapa perusahaan Tiongkok mengatakan bahwa jika tidak ada yang mau membeli (rare earth), mereka akan membeli semuanya,” lanjut Achmad.

Namun, menurutnya, mereka tidak bisa begitu saja memilih siapa pembeli tanah jarang tersebut. Pemerintah harus berperan dalam menentukan apakah tanah jarang digunakan di dalam negeri atau dapat diekspor.

"Kita juga harus melihat apa yang kita inginkan dari sudut pandang politik," kata Achmad.

Di sisi lain, Ridwan Djamaluddin, Kepala Divisi Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, mengatakan bahwa “pemerintah saat ini masih membahas hal tersebut, apakah akan menunda ekspor tanah jarang atau mengeluarkan izin ekspor.

"Apakah kami memutuskan untuk menunda ekspor, atau memutuskan segera sejak awal apa yang kami pegang dan mana yang ingin kami ekspor. Itu penting dan kami akan membicarakannya nanti," kata Ridwan.

Hingga saat ini, dua negara, antara Tiongkok dan Amerika Serikat, tercatat sangat tertarik dengan komoditas tanah jarang Indonesia. (*)


Informasi Seputar Tiongkok