Lama Baca 3 Menit

Kenapa Bangunan Kerajaan Identik Warna Merah dan Kuning?

27 June 2021, 09:32 WIB

Kenapa Bangunan Kerajaan Identik Warna Merah dan Kuning?-Image-1

Kota terlarang - Image from Hilit V. Kravitz

Bolong.id - Bangunan kerajaan biasanya memiliki ubin mengkilap kuning dan dinding bata berwarna merah. Ini ada hubungannya dengan pandangan orang-orang Tiongkok tentang warna. Orang Tiongkok menyukai warna merah, karena merah berarti keberuntungan dan kemeriahan. 

Setiap orang yang tinggal di kota kekaisaran tahu bahwa dinding merah terang dan ubin kuning cerah adalah landmark paling megah dari kota kekaisaran. Melihat bangunan ke ibu kota kuno dari semua dinasti hampir semuanya memiliki karakteristik ini.

Mengapa dinding merah dan ubin kuning begitu populer di kalangan keluarga kerajaan?

Dilansir dari chinawenhua.com.cn, warna kuning telah dianggap sebagai warna yang mulia sejak zaman kuno. Teori Lima Elemen percaya bahwa kuning mewakili posisi sentral (ini artinya tanah berwarna kuning). 

Di Dinasti Tang, kuning ditetapkan sebagai warna yang mewakili keluarga kerajaan, dan orang lain tidak bisa menggunakannya. Di Dinasti Song, kaisar feodal mulai menggunakan atap genteng berlapis kuning, dan mereka mengikutinya.

Merah dianggap sebagai warna bahagia dan meriah, yang berarti kekhidmatan dan kekayaan. Bangunan istana Dinasti Zhou (abad ke-11 SM) umumnya menggunakan warna merah, dan tradisi tersebut telah diturunkan.

Mengapa bangunan kekaisaran Tiongkok menggunakan dinding merah dan ubin kuning?

Karena istana kaisar feodal adalah tempat aktivitas para penguasa tertinggi, maka istana harus menunjukkan kesan Maha Agung, Mulia dan Kaya. Oleh karena itu, sebagian besar istana kuno berdinding merah dan ubin kuning.

Selain istana kekaisaran, kita juga akan melihat beberapa candi, istana, dan tempat-tempat lain memiliki bangunan yang sama dari bata merah dan ubin kuning, bukankah bata merah dan ubin kuning adalah paten kerajaan? Kaisar kuno secara alami dianggap sebagai raja dunia, tetapi dia juga menghormati para dewa. 

Oleh karena itu, di tempat-tempat di mana para dewa disembah, dia secara alami bersedia bekerja keras untuk menunjukkan baktinya kepada dewa.

Dalam masyarakat Tiongkok kuno, gaya arsitektur menunjukkan karakteristik yang sangat berbeda dari satu tempat ke tempat lain. Berbeda dengan keluarga kerajaan, atap dan dinding rakyat umumnya terbuat dari ubin tanah liat berwarna abu-abu. 

Untuk menunjukkan martabat mereka, beberapa orang kaya cukup membuat sesuatu yang mencolok di rumah mereka, seperti, ukiran, lukisan, atau glasir berwarna, tetapi umumnya mereka tidak akan menggunakan dinding merah dan ubin kuning. (*)


Informasi Seputar Tiongkok