Lama Baca 4 Menit

Ketika Paviliun Indonesia Eksis di Nanning

12 September 2021, 14:59 WIB

Ketika Paviliun Indonesia Eksis di Nanning-Image-1

Ketika Paviliun Indonesia Eksis di Nanning - Image from Bolong.id

Nanning, Bolong.id - Jumat (10/9/2021) menjadi hari yang dinantikan baik oleh peserta maupun penggagas Paviliun Indonesia. Tepat pukul 13.30 waktu setempat, Paviliun bernuansa merah dan putih sebagai bahagian dari China-ASEAN Expo ke-18 di kota Nanning, Provinsi Guangxi diresmikan.

Partisipasi Indonesia tahun ini disiapkan dengan apik melalui kolaborasi Indonesia Inc di Tiongkok yakni KJRI Guangzhou, KJRI Shanghai dan KBRI Beijing, tentunya dengan dukungan penuh Kementerian Perdagangan RI. 

Kali ini ikut berpartisipasi 21 perusahaan Indonesia yang memiliki distributor yang perlahan lahan merambah pasar Tiongkok. Produk - produk unggulan RI yang ditampilkan seperti sarang burung walet, makanan dan minuman, perhiasan hingga furniture berhasil menarik minat masyarakat lokal untuk membeli dan melakukan transaksi.

Pembukaan Paviliun Indonesia oleh Wakil Dubes Dino R. Kusnadi, semakin meriah dengan tampilan pertunjukkan seni tari yang dibawakan oleh sanggar tari dari Kota Yingde.

Sanggar tari Yingde beranggotakan generasi kedua Guiqiao (returned overseas Chinese) yang dulu pernah tinggal di Indonesia tetapi hingga kini masih terus melestarikan budaya Indonesia walau sudah menetap di RRT. 

Seluruh penari merupakan warga lokal Tiongkok, namun mereka secara luwes mampu menarikan 15 tarian tradisional, mulai dari Tari Yamkorambe asal Papua, Tari Badinding asal Sumatra Barat hingga Tari Jengger asal Bali. Kiprah Sanggar Tari Yingde juga telah dikenal luas oleh masyarakat di dalam maupun luar RRT.

Ketika Paviliun Indonesia Eksis di Nanning-Image-2

Ketika Paviliun Indonesia Eksis di Nanning - Image from Bolong.id

Tampilkan kolaborasi apik sanggar tari Yingde dengan kelompok seni gamelan dari Guangxi di acara pembukaan telah memukau ratusan pengunjung yang memadai Paviliun Indonesia.

Penampilan gamelan juga terbilang unik karena seluruh pemain merupakan mahasiswa S2 dari Universitas Seni Guangxi yang tertarik pada musik gamelan. 

Mereka belajar secara tekun dan berlatih dibawah binaan Rendy, Dosen Seni asal Bandung. Alat musik gamelan yang dipakai merupakan koleksi Museum Seni Guangxi, yang secara khusus dipinjamkan untuk kegiatan Pembukaan Paviliun Indonesia.

Ketatnya protokol kesehatan untuk masuk ke area CAEXPO tidak mengurangi animo masyarakat dan pengusaha setempat untuk berkunjung ke Paviliun Indonesia. 

Pada acara Pembukaan, terlihat antusiasme masyarakat sangat tinggi, mulai dari antrian untuk berfoto dan wawancara bersama para pelaku seni, kunjungan ke booth produk Indonesia, hingga diskusi bisnis yang terjadi silih berganti di ruang pertemuan "one on one" Paviliun.

Salah satu kesepakatan bisnis yang berhasil dirampungkan berupa penanda tanganan kerja sama produksi gelatin halal antara Gansu AminBio Halal Gelatin dan PT Makmur Berkah Gelatin Halal senilai 30 juta US dollar. Penandatanganan tersebut disaksikan oleh Wagub Provinsi Gansu dan Wakil Dubes RI serta Fungsi Ekonomi KJRI Guangzhou.

Perhelatan CAEXPO masih berlangsung hingga Senin, 13 September. Kita tunggu kejutan menarik lainnya dari Kota Nanning, RRT.  Yang pasti Panggung Budaya di Paviliun Indonesia akan terus diisi dengan berbagai kegiatan tari guna membuat betah pengunjung melakukan pembicaraan dan transaksi dengan para peserta. (*)


Informasi Seputar Tiongkok