Gereja Yanjing - Image from YUFAN
Bolong.id - Banyak orang mungkin tidak tahu bahwa Tibet juga memiliki gereja Katolik, arsitekturnya sangat indah, bahkan dikenal sebagai salah satu dari sepuluh gereja terindah di Tiongkok. Namun, gereja Katolik ini juga merupakan satu-satunya gereja Katolik di Tibet. Gereja ini dikenal sebagai Gereja Katolik Yanjing.
Gereja ini terletak di atas sumur garam berusia seribu tahun, dan mencakup area sekitar 6000 meter persegi. Menurut warga lokal, Gereja Katolik Yanjing adalah contoh klasik dari integrasi budaya Tiongkok, Barat, dan Tibet, juga merupakan pertukaran budaya agama yang langka dalam sejarah Buddhisme Tiongkok dan Tibet.
Gereja ini terletak di atas sumur garam berusia seribu tahun - Image from YUFAN
Dilansir dari 渝帆, gereja Katolik di Tibet ini dibangun pada tahun 1855, dan memiliki sejarah 166 tahun. Konon seorang misionaris Prancis bermarga Bai memperkenalkan agama Katolik ke Tibet pada tahun 1880.
Dipahami bahwa perkembangan agama Katolik di Tibet tidak berjalan mulus, bahkan bisa dikatakan penuh dengan kesulitan. Menurut catatan sejarah Dinasti Qing, di bawah tekanan dari pemerintah daerah Tibet dan Biara Ganden Lhasa, Biara Drepung, Biara Sera, dan pemerintah Qing, Para misonaris Prancis diusir dari negara itu pada 1865. Kemudian, misionaris diam-diam datang ke Yanjing dan terus menyebarkan agama Katolik.
Gereja Katolik di Tibet ini dibangun pada tahun 1855 - Image from YUFAN
Dapat dipahami bahwa pada waktu itu, misionaris asing yang menyebarkan agama Katolik di sini sangat ditentang oleh biksu dan kekuatan tradisonal Tibet. Ada banyak konflik dalam sejarah. Di antaranya, konflik dengan Biara Gangda adalah yang paling intens di tahun 1940-an. Di sana ada 15 imam di gereja, dan 7 di antaranya terbunuh.
Setelah pembebasan Tibet, jemaat lokal mengajukan permohonan restorasi kepada pemerintah daerah Qamdo. Setelah itu, Gereja Katolik dapat dibuka kembali.
Gereja Katolik saat ini dibangun kembali pada tahun 1980, menggabungkan berbagai gaya arsitektur perumahan Tibet, Tiongkok dan Barat, menjadikannya gereja yang unik.
Gereja Yanjing - Image from Yufan
Umat Katolik di sini juga mengikuti adat. Meskipun mereka juga menganggap Natal sebagai hari libur besar, mereka juga menganggap Tahun Baru Tibet sebagai awal Tahun Baru seperti penduduk Tibet lainnya. Ketika mereka merayakan Natal, akan ada tarian tradisional Tibet seperti Tari Guozhuang dan Tari Xianzi, yang dapat dianggap sebagai semacam perpaduan budaya.
Menurut warga lokal, beberapa keluarga masyarakat lokal percaya pada Buddhisme Tibet, dan beberapa percaya pada Katolik. Satu keluarga bisa saja memiliki dua keyakinan, tetapi mereka dapat hidup berdampingan. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement