Tembok Besar di China - Gambar diambil dari Internet, jika ada keluhan hak cipta silakan hubungi kami.
Beijing, Bolong.id – China memiliki suatu peradaban tua, tetapi juga lestari dalam sejarah umat manusia. Lembah Sungai Kuning (Yangtze) merupakan tempat lahirnya kebudayaan China mula-mula.
Dinamakan demikian karena sungai terbesar di China utara itu kerap berwarna kuning keruh akibat longsor di tepiannya. Penduduk memanfaatkan kesuburan tanah di sekitar Sungai Kuning untuk bercocok tanam sehingga mampu membina komunitas besar.
Dilansir dari Chinawenhua.com, sejak abad ke 19, nama China telah merujuk ke seluruh wilayah China. China memiliki sejarah yang panjang. Sejak zaman kuno, selain nama China, ada banyak nama lain yaitu:
Huaxia adalah nama kuno China. "Hua" berarti kehormatan, dan "Xia" berarti orang Tionghoa. Nenek moyang mereka menyebut wilayah tempat mereka tinggal sebagai "Huaxia".
Kyushu juga sering digunakan untuk menyebut nama China. Menurut catatan "Shangshu, Yugong", setelah Da Yu bisa mengendalikan masalah banjir, ia membagi China menjadi sembilan wilayah, yaitu Ji, Yan, Qing, Xu, Yang, Jing, Yu, Liang, dan Yong, yang secara kolektif dikenal sebagai Kyushu.
Chixian Shenzhou juga merupakan nama China. Ini berasal dari pepatah Zou Fu, master yin dan yang dari Lima Elemen di Periode Negara-Negara Berperang. Dia percaya bahwa seluruh dunia terdiri dari sembilan negara bagian, dan China hanyalah salah satunya, yang disebut Chixian Shenzhou.
Selama Dinasti Han, China makmur dan menjadi negara yang kuat di dunia. Mengubah nama orang Tionghoa menjadi orang Han, dan orang asing juga menyebut orang Tionghoa sebagai orang Han.
Dinasti Tang adalah era paling makmur di masa feodal China. Saat itu, sangat sering terjadi pertukaran ekonomi dan budaya dengan negara lain di dunia. Banyak orang pergi ke luar negeri untuk berbisnis dan tinggal di luar negeri. Orang-orang ini disebut orang Tang. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement