Sihanoukville - Image from Asia Pacific Travel
Bolong.id - Kedutaan Besar Tiongkok di Kamboja mengatakan Rabu (16/2/2022), seorang pria asal Tiongkok dipaksa dan diselundupkan ke Kamboja dan digunakan sebagai budak darah setelah dia merespon iklan pekerjaan online. Kedubes juga menambahkan bahwa mereka telah bekerja sama dengan polisi setempat untuk mengatasi kasus tersebut.
Menurut pemberitahuan itu, pria yang diidentifikasi hanya dengan nama keluarganya, Li, awalnya dibawa ke daerah bernama China Town di kota Sihanoukville, Kamboja, untuk bekerja dalam operasi penipuan online.
Dia dilaporkan diedarkan di tiga organisasi, yang terakhir menahannya di ruangan gelap dan berulang kali mengambil darahnya dalam jumlah besar.
Dilansir dari Sixth Tone pada Jumat (18/2/2022), kasus ini mengejutkan orang-orang di Tiongkok dan jadinya menyoroti masalah lama geng kriminal yang beroperasi di Asia Tenggara, yang memaksa orang untuk melakukan kejahatan dunia maya.
58.com Inc., perusahaan yang memiliki situs web rekrutmen yang memasang iklan yang ditanggapi Li, juga diserang karena pengawasannya yang buruk terhadap penipuan perekrutan di platformnya.
Li, yang sebelumnya bekerja sebagai satpam di Beijing, mengatakan kepada Beijing Youth Daily bahwa dia menanggapi iklan itu untuk jadi penjaga keamanan klub malam pada Mei 2021. Dia diculik ketika pergi untuk wawancara.
Dalam sebuah pernyataan kepada Sixth Tone, 58.com Inc. mengatakan bahwa mereka memiliki simpati yang mendalam atas apa yang terjadi pada Li dan akan bekerja sama dengan pihak berwenang.
Perusahaan itu menambahkan bahwa mereka telah meningkatkan verifikasi iklan pekerjaan dan bahwa pemeriksaan internal tidak dapat menemukan pos rekrutmen yang disebutkan Li.
Li akhirnya dapat melarikan diri dengan bantuan seseorang di kompleks yang dijaga ketat di mana dia ditahan, menurut laporan media domestik. Chen Baorong, seorang pengusaha yang berbasis di ibukota Kamboja Phnom Penh dan anggota jaringan sukarelawan lokal, mengatakan kepada Sixth Tone bahwa jaringan itu mengetahui tentang situasi Li pada malam 10 Februari 2022 dan mengirimnya ke Bethune Cambodia Tiongkok First Hospital di Phnom Penh.
Ketika Zhu Minxue, pimpinan rumah sakit di sana, melihat Li pada 11 Februari 2022, dia terkejut dengan kondisinya. Li tidak bisa bergerak, dan seluruh tubuhnya bengkak. “Dia sangat membutuhkan darah. Jika dia tidak segera menerima perawatan, dia bisa meninggal dalam dua atau tiga hari,” kata Zhu kepada Sixth Tone pada hari Kamis (17/2/2022).
Li telah menjalani perawatan di rumah sakit, dan sedikit pulih, tapi badannya tetap rapuh, kata Zhu.
Dalam wawancaranya dengan Beijing Youth Daily, Li mengatakan dia terjebak di kompleks yang dikelola dengan ketat dan dipukuli setiap hari. Organisasi itu terakhir menahannya sejak September, menahannya di ruangan yang dijaga dan mengambil darahnya untuk dijual sampai tujuh kali!
Sihanoukville, tempat Li ditahan, adalah kota pantai yang sebelumnya tenang dan menerima banyak investasi dari Tiongkok selama dekade terakhir untuk membangun kasino, hotel, dan bisnis lainnya. Lokasi ini pun telah menjadi pusat kejahatan. Baru-baru ini, kota tersebut mengalami masa-masa sulit karena pemerintah Kamboja melarang perjudian dan pandemi membuat turis menjauh.
Relawan di Kamboja mengumpulkan dana untuk membantu Li membayar tagihan medisnya. Sementara itu, Kedutaan Besar Tiongkok di Kamboja mengatakan dalam pemberitahuan hari Rabu (17/2/2022) bahwa tim polisi dari kedua negara sekarang sedang menyelidiki kasus tersebut. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement