
Beijing, Bolong.id - Temuan arkeologis telah mengungkap sejumlah besar artefak perunggu lukis di Reruntuhan Sanxingdui di Provinsi Sichuan, Tiongkok barat daya. Penemuan menakjubkan ini telah memperpanjang rentang waktu kemunculan benda-benda perunggu lukis di Tiongkok hampir seribu tahun.
Dilansir dari 人民网 Senin (06/10/25), temuan tersebut diungkapkan pada Forum Sanxingdui 2025 yang diadakan pada hari Sabtu di Kota Deyang, Sichuan oleh lembaga penelitian peninggalan budaya dan arkeologi provinsi Sichuan.
Membentang seluas 12 kilometer persegi, Reruntuhan Sanxingdui diyakini sebagai sisa-sisa Kerajaan Shu, yang berasal dari 4.500 hingga 3.000 tahun yang lalu.
Sekitar tiga ribu tahun yang lalu, penduduk Sanxingdui membentuk berbagai patung dari paduan tembaga, timah, dan timbal, termasuk pohon-pohon suci raksasa, topeng-topeng besar, dan dewa-dewa yang megah. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa artefak perunggu ini dihiasi dengan warna-warna cemerlang di permukaan emasnya.
Artefak perunggu kuno seringkali memiliki rona kehijauan, yang sebenarnya merupakan hasil korosi yang terjadi setelah terkubur di bawah tanah selama ribuan tahun. Warna kehijauan ini mengaburkan penampilan aslinya, yang merupakan rona emas yang mempesona.
Melalui analisis teknologi, para arkeolog telah mengungkap "kode warna" artefak perunggu Sanxingdui. Warna yang telah ditemukan sejauh ini meliputi hitam dan merah. Warna hitam umumnya ditemukan pada alis, mata, dan rambut figur dan topeng perunggu, dan juga digunakan untuk menggambarkan pola dan simbol khusus.
Warna merah kerap muncul pada kelopak pohon perunggu suci dan pada alur rumit bejana perunggu serta pakaian tokoh-tokoh.
Desain lukisan ini telah ditemukan pada ratusan patung perunggu, binatang mitos, kepala naga, dan artefak lainnya, beberapa di antaranya bahkan dapat terlihat dengan mata telanjang.
"Sebelumnya, artefak perunggu yang dicat di Tiongkok diyakini sebagian besar terlihat selama Periode Negara-Negara Berperang (475 SM-221 SM), Dinasti Qin (221 SM-207 SM), dan Dinasti Han (202 SM-8 M)," kata Liu Baige, peneliti pascadoktoral yang bertanggung jawab atas temuan di lembaga penelitian peninggalan budaya dan arkeologi provinsi Sichuan.
"Penemuan ini, dalam jumlah besar, dan dengan keahlian luar biasa serta bahan-bahan alami dari Sanxingdui, telah memundurkan garis waktu kemunculan mereka di Tiongkok hampir seribu tahun," kata Liu.
Ditemukan pada akhir tahun 1920-an di Guanghan, Provinsi Sichuan, Reruntuhan Sanxingdui dianggap sebagai salah satu penemuan arkeologi paling penting di dunia pada abad ke-20. (*)
Informasi Seputar Tiongkok
Advertisement
