Lama Baca 13 Menit

Ikonik, Jalur Kereta China-Laos Bekas Peninggalan Ranjau Darat AS

13 January 2022, 13:59 WIB

Ikonik, Jalur Kereta China-Laos Bekas Peninggalan Ranjau Darat AS-Image-1

Ikonik, Jalur Kereta China-Laos Bekas Peninggalan Ranjau Darat AS - Image from dunia.rmol.id

Bolong.id - Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos dari Kunming, Ibu kota Provinsi Yunnan ke Vientiane, ibu kota Laos diresmikan tanggal 3 Desember 2021. Proyek pembangunan Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos merupakan salah satu proyek ikonik Inisitiatif “B&R”(Belt & Road). Selain kesulitan dan risiko yang sangat langka yang harus diatasi dalam proses pembangunan, tim pembangunan juga menghadapi ancaman keselamatan jiwa, di daerah-daerah sepanjang jalur kereta api terpendam bom dalam jumlah yang sangat besar yang belum meledak (UXO) selama Perang Vietnam.

Untuk mengatasi masalah penyingkiran bom peninggalan AS dalam jumlah besar di daerah pembangunan, Tiongkok dan Laos mengadakan kerja sama yang erat. Menurut laman situs “B&R”, sebelum pekerjaan pembangunan dimulai, Kementerian Pertahanan Laos membentuk 6 unit penyapu ranjau yang bekerja dari bulan Januari sampai Mei tahun 2017. Sedangkan pihak Tiongkok mengirim personel penyapu ranjaunya untuk membantu tim penyapu ranjau Laos. Sebuah laporan Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (United Nations Department of Economic and Social Affairs) mengatakan, selama masa pembangunan Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos antara bulan Januari tahun 2017 sampai Juli tahun 2019, sekitar 459 butir UXO beserta 460,000 serpihan terkait di tanah seluas 2.931 hektar telah disingkirkan.

Ikonik, Jalur Kereta China-Laos Bekas Peninggalan Ranjau Darat AS-Image-2

Ilustrasi: Titik merah merupakan zona pendaman UXO AS, kotak hitam adalah zona pembangunan Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos

Laos adalah tetangga Tiongkok, merupakan satu-satunya negara pedalaman di Asia Tenggara, sekitar 80% dari wilayah Laos seluas 236 ribu kilometer persegi adalah pegunungan dan dataran tinggi. Laos menemati urutan ke-4 terbawah di antara 146 negara yang memiliki jalur kereta api. Fasilitas transportasi di Laos sangat terbelakang, maka dijuluki sebagai “negara dengan tanah yang terkunci (landlocked country)”.

Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos merupakan jalur kereta api internasional pertama yang dibangun dengan memanfaatkan modal mayoritas dari Tiongkok, standar teknologi Tiongkok, peralatan Tiongkok dan menyambung dengan jaringan perkeretaapian Tiongkok. Pembangunan Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos memakan waktu 5 tahun. Dalam proses pembangunannya kesulitan yang dialami tak dapat terhitung, di antaranya proses negosiasi yang berlarut-larut, dan dalam proses pembangunannya sendiri juga terdapat kesulitan dan risiko yang sangat langka, misalnya kondisi cuaca dan geografi yang sangat buruk, tuntutan terhadap perlindungan lingkungannya sangat tinggi, bahkan harus keluar masuk zona tak berpenghuni.

Dalam masa Perang Vietnam, Laos terpaksa terlibat dalam peperangan. Untuk mencegah dan menghentikan “Jalur Ho Chi Minh” sebagai jalur penyuplaian bagi tentara utara Vietnam, CIA AS secara diam-diam memperluas medan peperangan ke wilayah Laos. Antara tahun 1964-1973, tentara AS melakukan 580 ribu kali pengeboman udara dengan menjatuhkan sekitar 270 juta buah bom seberat lebih dari 2 juta ton, kebanyakan di antaranya adalah bom kluster yang sangat menakutkan.

Ikonik, Jalur Kereta China-Laos Bekas Peninggalan Ranjau Darat AS-Image-3

Ilustrasi: Bom Kluster atau bom tandan, bom curah mengandung submunisi yang terbentuk besar atau kecil dalam jumlah besar. Setelah bom kluster diledakkan, submunisi akan tersebar ke wilayah yang sangat luas

Sebanyak 270 juta buah bom seberat 2 juta ton selama 9 tahun, ini berarti rata-rata 8 bom kluster per menit dijatuhkan di wilayah Laos. Jumlah totalnya lebih besar daripada jumlah bom yang digunakan dalam Perang Dunia II. Jumlah populasi Laos ketika itu tercatat sekitar dua juta jiwa, artinya setiap penduduk Laos terkena satu ton bom, oleh karena itulah, Laos merupakan negara yang mengalami pengeboman per kapita paling serius dalam sejarah manusia.

Ikonik, Jalur Kereta China-Laos Bekas Peninggalan Ranjau Darat AS-Image-4

Setiap titik merah adalah sekali pengemboman

Walaupun peperangan sudah berakhir, tapi penduduk Laos tetap hidup dalam risiko peninggalan peperangan. Menurut laporan CBS (Columbia Broadcasting System), sekitar 30% dari bom kluster yang dijatuhkan oleh AS di Laos adalah UXO, yaitu sekitar 80 juta buah bom yang dijatuhkan di Laos masih belum meledak.

Selama puluhan tahun belakangan ini, UXO tersebut selalu mengancam keselamatan jiwa rakyat Laos. Sebagian tanah Laos tidak bisa dimanfaatkan akibat adanya UXO tersebut, pembangunan negara dan pengembangan ekonomi Laos juga sangat terancam. Menurut statistik badan pemerintahan Laos, antara tahun 1975-2013, lebih dari 50 ribu orang tewas akibat UXO tersebut, sejumlah besar di antaranya adalah anak-anak.

Ikonik, Jalur Kereta China-Laos Bekas Peninggalan Ranjau Darat AS-Image-5

Ilustrasi

Yang sangat ironis adalah, semua biaya yang dihabiskan oleh pemerintah AS untuk menyapu UXO antara tahun 1995-2013 hanya sebesar biaya yang dihabiskan oleh AS untuk mengebom Laos selama 3 hari saja dalam Perang Vietnam.

Tahun 2016, Presiden AS ketika itu, Barak Obama berjanji akan menyalurkan tambahan biaya sebesar $90 juta dolar untuk penyingkiran UXO, akan tetapi tidak meminta maaf untuk soal pengeboman.

Ikonik, Jalur Kereta China-Laos Bekas Peninggalan Ranjau Darat AS-Image-6

Ilustrasi

Dengan pendidikan dan bantuan dari berbagai kalangan sosial selama bertahun-tahun ini, jumlah korban tewas akibat UXO dari seribu lebih pada masa awal pasca peperangan berkurang menjadi puluhan orang setiap tahun, akan tetapi UXO tersebut tetap menjadi ancaman maha besar bagi penduduk Laos.

Untuk menjamin setiap inci tanah sudah diperiksa dan dapat dimanfaatkan di kemudian hari, maka pekerjaan pemeriksaan setiap tanah seluas 1 arce (atau 0.4 hektar) akan menghabiskan waktu lebih dari 2 bulan. Terdampak efisiensi yang rendah dan biaya yang tinggi, pekerjaan penyingkiran bom di Laos selalu terkatung-katung.

Ikonik, Jalur Kereta China-Laos Bekas Peninggalan Ranjau Darat AS-Image-7

Ilustrasi

Walaupun jalur kereta api antara Boten-Vientiane terletak di daerah bagian barat laut Laos yang tidak banyak terpendam UXO, akan tetapi kepadatan UXO tetap sangat menakutkan.

Ketika itu, Kementerian Pertahanan Laos memberikan pemberitahuan kepada Provinsi Luang Namtha bahwa penyingkiran UXO di salah satu desa dari 3 desa yang akan dilewati jalur kereta api masih belum selesai. Karena di Desa Nateuy ditemukan bom, 70% pekerjaan survei yang sudah selesai oleh perusahaan Tiongkok terpaksa dihentikan.

Ikonik, Jalur Kereta China-Laos Bekas Peninggalan Ranjau Darat AS-Image-8


Ikonik, Jalur Kereta China-Laos Bekas Peninggalan Ranjau Darat AS-Image-9

Ilustrasi

Bersamaan dengan hal itu, Liu Qianli, seorang penangungjawab perusahaan Tiongkok sangat terkejut oleh hutan primitif yang rimbun di kota kuno Luang Prabang dan auman binatang liar hutan.

Komandan Markas Komando Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos dari Grup Power China yang telah berpengalaman 35 tahun, Li Bin mengatakan, ” Situasi hari pertama kedatangan saya ke sini tak dapat dibayangkan. Para milisi sedang menyapu bom dibawah pimpinan Bupati, dibelakangnya penduduk setempat sedang menebang pohon. Mesin tidak bisa masuk ke sini, para pekerja terpaksa berjalan kaki.” “UXO di sini tidak mungkin habis disingkirkan dalam 100 tahun, proses pembangunan sangat berbahaya.”

Ikonik, Jalur Kereta China-Laos Bekas Peninggalan Ranjau Darat AS-Image-10

Ilustrasi: Li Bin Paparkan Zona UXO di pegengungan Laos

Dapat dikatakan, kemungkinan besar ini merupakan salah satu proyek jalur kereta api yang terbahaya di dunia. Walaupun demikian, pihak Tiongkok dan Laos tidak putus asa, malah melakukan kerja sama yang kuat.

Untuk menghindari bahaya, tim pembangunan Tiongkok terpaksa menghentikan pekerjaan, dan melakukan penyesuaian cara pekerjaan walaupun biaya proyek bertambah karenanya, serta mengirim tim pakar untuk membantu penyapuan UXO.

Ikonik, Jalur Kereta China-Laos Bekas Peninggalan Ranjau Darat AS-Image-11

Ilustrasi: Survei sebelum dimulainya pembangunan, penyapu sedang bekerja di zona tak berpenghuni di Semenanjung Sungai Mekong. Sumber: China Railway No.8 Engineering Group Co., Ltd. (CREC8) Image

Laporan Departemen Urusan Ekonomi dan Sosial PBB (United Nations Department of Economic and Social Affairs) terkait kemajuan Inisiatif “B&R” dan target pembangunan berkelanjutan di Laos menunjukkan, menurut data Komite Pengelolaan Proyek Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos tahun 2019, selama masa pembangunan antara bulan Januari tahun 2017-Juli tahun 2019, sekitar 459 UXO di tanah seluas 2.931 hektar beserta lebih dari 460,000 serpihan terkait telah disingkirkan.

Laporan tersebut menekankan bahwa di Laos total terpendam sekitar 80 juta buah UXO, untuk secara tuntas menyingkirkan semua UXO dibutuhkan lebih banyak dana dan materi, akan tetapi kerja sama antara Tiongkok-Laos di bidang “B&R” dapat memainkan peranan yang substansial.

Besok (3/1), genap satu bulan setelah Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos diresmikan, pengangkutan penumpang dan kargo selama satu bulan ini sangat sibuk.

Menurut data statistik China Railway Kunming Group Co.,Ltd., terhitung sampai 31 Desember 2021, total terdapat 380 unit kereta telah beroperasi di Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos dengan pengangkutan kargo seberat 150 ribu ton. Komoditi impor dari Laos ke Tiongkok antara lain adalah karet, batu besi dan pupuk kimia, sedangkan komoditi ekspor dari Tiongkok ke Laos adalah sayuran, buah-buhan dan produk mesin. Selain itu, Kereta Api Cepat Tiongkok-Laos tercatat telah mengangkut sekitar 580 ribu orang penumpang yang berangkat dari Tiongkok.

Terhitung sampai 20 Desember 2021, Kereta Api Tiongkok-Laos total telah mengangkut 22 ribu orang penumpang yang berangkat dari Laos. Setiap hari banyak penumpang Laos yang menikmati kenyamanan fasilitas kereta api, merasakan perubahan positif kehidupan dan pekerjaan mereka yang didatangkan oleh Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos. 

Vientiane Times melaporkan, dalam gerbong, banyak penumpang yang beramai-ramai berkata “ka ka ka” (artinya luar biasa) sambil merekam video dengan HP mereka yang menunjukkan air dalam gelas di atas meja sama sekali tidak tumpah.

Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri Nasional Laos, Bounlerd Luangpaserth dalam wawancaranya dengan wartawan Kantor Berita Xinhua menyatakan bahwa Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang diresmikan pada 1 Januari 2022 memiliki arti yang sangat penting dalam mendorong perdagangan bebas regional, dengan demikian, Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos akan dapat memberikan kontribusi yang lebih besar.

Ikonik, Jalur Kereta China-Laos Bekas Peninggalan Ranjau Darat AS-Image-12

Ilustrasi: 1 Januari tahun 2022, Kereta Kargo Internasional pertama tahun 2022 jalur Kereta Api Tiongkok-Laos diberangkatkan

Walaupun Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos merupakan sebuah proyek yang sempurna dan menang bersama, tapi corengan-corengan dari Barat tidak pernah absen.

Pada hari Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos diresmikan, pakar analis hubungan internasional Inggris Tom Fowdy menyatakan, media Barat giat menyampaikan informasi yang aneh kepada rakyat Laos bahwa “Pengebom adalah sahabatmu, tapi orang yang membantu pembangunan jalur kereta api justru adalah musuhmu”.

Tiongkok membantu Laos membangun sebuah jalur kereta api yang dapat menghasilkan keuntungan ekonomi yang maha besar, namun malah dideskripsikan oleh Barat sebagai sebuah “jalur kereta api yang penuh niat buruk”, sedangkan fakta AS yang menjatuhkan ratusan juta bom di Laos malah “dilupakan”. Tom Fowdy mengatakan, Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos memberikan contoh buku pelajaran bagaimana media Barat memutarbalikkan fakta dan menyembunyikan duduk perkara, sekaligus mengabaikan fakta yang serius.

Perdana Menteri Laos, Phankham Viphavanh pernah membantah fitnahan terhahap Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos. Dikatakanya bahwa argumentasi “Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos telah membuat Laos terperosok ke dalam jebakan hutang” sepenuhnya adalah fitnahan. Phankham Viphavanh menyatakan, Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos sesuai dengan kebutuhan pembangunan Laos, akan sangat mendorong komunikasi personel dan perdagangan, serta mendatangkan lebih banyak kesejahteraan kepada rakyat Laos. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Zhao Lijian menyatakan, persis seperti apa yang dikatakan oleh Perdana Menteri Phankham, Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos sesuai dengan kebutuhan pembangunan Laos. 

Laos kaya akan sumber daya alam dan memiliki potensi pembangunan yang sangat besar. Salah satu halangan utama yang dihadapi Laos adalah, sebagai negara pedalaman, transportasi Laos sangat terbelakang. Jalur Kereta Api Tiongkok-Laos akan membantu Laos melaksanakan strategi “Mengubah negara dengan tanah yang terkunci (landlocked country) menjadi tanah penghubung antar negara (land-linked country)”, mengaktifkan vitalitas pembangunan Laos dan mendekatkan jarak antara Laos dengan dunia luar, agar dunia luar dapat lebih mengenal Laos secara mendalam dan luas. (*)


Informasi Seputar Tiongkok