Universitas Terkenal Dunia Berlakukan Model Pembelajaran Baru Akibat Pandemi

NUS (National University of Singapore) - Image from internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Jakarta, Bolong.id - Dilansir Sohu News, universitas terkenal di dunia memperkenalkan beberapa langkah model pembelajaran baru selama pandemi COVID-19. 

Universitas di seluruh dunia melakukan trial and error, seperti menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online, melaksanakan pembelajaran campuran, dan memperkenalkan perangkat lunak untuk mengawasi ujian online, dll.

The Federal Institute of technology di Zurich - Image from internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Institut Teknologi Federal di Zurich, yang telah menghasilkan 21 pemenang Penghargaan Nobel seperti Roentgen dan Einstein, telah mengubah model pembelajarannya karena dampak dari pandemi COVID-19.

Perguruan tinggi mencantumkan langkah-langkah untuk mencegah dan mengendalikan pandemi di ruang penelitian. Termasuk membuka ventilasi udara selama 5 hingga 10 menit per jam ketika dua orang berada di dalam ruangan dan desinfeksi pegangan pintu dan saklar lampu tiga kali sehari.

Perguruan tinggi tersebut menutup kampusnya pada Maret 2020, tetapi dibuka kembali setelah pandemi mereda pada akhir April 2020.

Universitas Nasional Singapura, yang sering menempati peringkat pertama di Asia dalam peringkat universitas global, juga telah mengambil langkah-langkah pengendalian yang ketat. 

Universitas membagi kampus menjadi lima area dan menyarankan mahasiswa dan staf untuk tidak melakukan perjalanan lintas wilayah. Bahkan dengan adanya orang yang terinfeksi, tindakan ini dapat mencegah penyebaran wabah di kampus.

Saat ini, semakin banyak universitas mulai mengadopsi model pembelajaran campuran yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran online.

Universitas Cambridge - Image from internet, segala keluhan mengenai hak cipta, dapat menghubungi kami

Universitas Cambridge, contohnya. Pada tahun ajaran baru Oktober 2020 nanti, bimbingan individu dan diskusi kecil-kecilan di kampus akan diadakan. Pejabat Wakil Presiden Universitas Cambridge mengatakan, dirinya berharap dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menerima pendidikan di kampus.

Untuk menghindari banyak orang, ruang kuliah yang bisa menampung 400 orang hanya digunakan untuk mengadakan pertemuan skala kecil. Sekolah mempertimbangkan untuk menjaga jarak sosial di kampus. Di sisi lain, sejumlah besar siswa masih menghadiri kelas secara online.

Model pembelajaran campuran tidaklah sempurna. Di Universitas Seni dan Sains Paris, salah satu universitas terkemuka di Perancis, para guru telah menentang kursus yang direkam di Internet. 

Bagi universitas, courseware online adalah bahan ajar yang nyaman yang dapat digunakan berkali-kali, namun dalam pandangan guru, hal itu akan dengan mudah menyebarkan hak kekayaan intelektual. (*)