Lama Baca 3 Menit

AS Blokir Visa Beberapa Mahasiswa dan Peneliti Tiongkok

10 September 2020, 07:27 WIB

AS Blokir Visa Beberapa Mahasiswa dan Peneliti Tiongkok-Image-1

Chad Wolf - Image from TO

Washington, Bolong.id - Amerika Serikat memblokir visa bagi mahasiswa dan peneliti pascasarjana Tiongkok tertentu untuk mencegah mereka mencuri penelitian sensitif. Demikian dikatakan Chad Wolf, Pejabat Kepala Departemen Keamanan Dalam Negeri AS, Rabu (9/9/20).

Dalam pidatonya di Washington, Wolf mengulangi tuduhan AS atas praktik bisnis yang tidak adil dan spionase industri oleh Tiongkok, termasuk upaya untuk mencuri penelitian virus Corona, dan menuduhnya menyalahgunakan visa pelajar untuk mengeksploitasi akademisi Amerika.

"Kami memblokir visa bagi mahasiswa dan peneliti pascasarjana Tiongkok tertentu yang terkait dengan strategi fusi militer Tiongkok untuk mencegah mereka mencuri dan sebaliknya melakukan penelitian sensitif," katanya.

Wolf mengatakan Amerika Serikat juga "mencegah barang-barang yang diproduksi dari buruh kasar memasuki pasar kita, menuntut agar Tiongkok menghormati martabat yang melekat pada setiap manusia," sebuah referensi yang jelas untuk dugaan pelanggaran terhadap Muslim di wilayah Xinjiang Tiongkok.

Wolf tidak memberikan detail tindakan tersebut.

Sebelumnya pada Rabu (9/9/20), beberapa siswa Tiongkok yang terdaftar di universitas AS mengatakan mereka menerima pemberitahuan dari kedutaan AS di Beijing atau konsulat AS di Tiongkok yang menginformasikan bahwa visa mereka telah dibatalkan dengan segera.

Hampir 50 siswa pemegang visa akademik F-1 termasuk mahasiswa pascasarjana dan sarjana mengatakan di ruang obrolan WeChat bahwa mereka telah menerima pemberitahuan melalui email pada Rabu (9/9/20) yang menyatakan bahwa mereka harus mengajukan visa baru jika mereka ingin melakukan perjalanan ke Amerika Serikat.

Banyak orang di ruang obrolan tersebut mengatakan, mereka mengambil jurusan mata pelajaran seperti sains, teknologi, teknik, dan matematika. Beberapa mengatakan mereka adalah lulusan pascasarjana yang memperoleh gelar sarjana di universitas Tiongkok yang memiliki hubungan dengan Tentara Pembebasan Rakyat.

Berita tersebut muncul pada saat hubungan Tiongkok-AS tenggelam ke posisi terendah bersejarah dengan dua ekonomi terbesar dunia yang bentrok karena berbagai masalah mulai dari perdagangan dan hak asasi manusia hingga Hong Kong dan pandemi virus Corona.

Pada akhir Mei 2020, dua sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa Washington berencana untuk membatalkan visa ribuan mahasiswa pascasarjana Tiongkok yang diyakini oleh pemerintah AS memiliki hubungan dengan militer Tiongkok. (*)