Lama Baca 3 Menit

Layanan Pendidikan Tiongkok Perlu Tingkatkan Pengaruh Merek

09 September 2020, 12:24 WIB

Layanan Pendidikan Tiongkok Perlu Tingkatkan Pengaruh Merek-Image-1

Michael Yu, Founder & Chairman of New Oriental Education and Technology Group - Image from CGTN

Beijing, Bolong.id - Beijing mengadakan Pameran Perdagangan Jasa Internasional Tiongkok (CIFTIS) 2020. Industri pendidikan salah satu peserta. Pendidikan Tiongkok membutuhkan lebih banyak komunikasi dengan negara lain. Agar sepenuhnya terintegrasi global, ujar Michael Yu, atau Yu Minhong (俞敏洪), Pendiri dan Ketua New Oriental, organisasi pendidikan terkemuka Tiongkok.

“Saya pikir pertama-tama kita perlu lebih banyak komunikasi, karena orang-orang Tiongkok sangat menginginkan akses ke sistem pendidikan dan konten pendidikan tercanggih di dunia. Di sisi lain, komunitas internasional juga ingin belajar dari Tiongkok, seperti model pendidikan Tiongkok dan pengalaman Tiongkok di bidang pendidikan, setelah memiliki dua hingga tiga miliar siswa di negara ini. Negara lain sebenarnya membutuhkan pengalaman semacam itu. Ini adalah pertukaran hanya dalam aspek konten pendidikan. Mungkin ada pertukaran perdagangan besar di balik kebutuhan ini," kata Yu.

Ia juga yakin negara-negara Barat memiliki keunggulan dalam mengekspor jasanya ke Tiongkok, karena nilai brand (merek) mereka.

Misalnya, jika Anda membeli tas desainer yang dibuat oleh merek Barat, itu bisa dijual dengan harga CNY100.000 (USD14,6, setara dengan Rp216,5 juta). 

Tapi tas buatan Tiongkok, meski memiliki kualitas yang sama, hanya bisa dijual sekitar CNY10.000 (sekitar USD1,5 ribu dolar atau Rp21,6 juta). Artinya terdapat gap nilai merek antara kedua produk tersebut. Namun merek tersebut berkaitan erat dengan perdagangan jasa, menurut Yu.

Ia mengatakan layanan pendidikan Tiongkok perlu meningkatkan pengaruh merek mereka.

"Setiap tahun, ada ratusan ribu pelajar Tiongkok yang belajar di luar negeri. Setiap pelajar akan membawa uang sekolahnya sendiri ke luar negeri. Apa artinya ini? Artinya, orang Tiongkok ingin membayar lebih untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik, dan mereka yakin bisa mendapatkan lebih banyak pengetahuan dengan sekolah tersebut," ujar Yu.

“Ke depan, kita perlu memperbaiki sistem universitas kita, atau sistem pendidikan vokasi. Jika suatu saat, ketika orang berpikir bahwa mereka ingin pergi ke luar negeri untuk mendapatkan pendidikan vokasi atau teknologi, mereka tidak hanya berpikir untuk belajar di Jerman dan Swiss, tapi juga belajar di Tiongkok. Jika suatu saat ketika orang berbicara tentang pendidikan umum dan pendidikan profesional, mereka dapat memilih untuk belajar di Tiongkok, saya kira itulah saatnya layanan pendidikan Tiongkok benar-benar ‘berhasil’," kata Yu.

Menurut Kementerian Pendidikan, lebih dari 660 ribu siswa Tiongkok belajar di luar negeri tahun lalu. AS, Inggris, dan Jerman termasuk di antara tujuan teratas. (*)