Lama Baca 5 Menit

Jantung Buatan China Teknologi Roket, Diuji pada Pria Usia 63 Tahun

13 October 2020, 12:57 WIB

Jantung Buatan China Teknologi Roket, Diuji pada Pria Usia 63 Tahun-Image-1

Heartcon (8/7/19) - Image from China Daily

Tianjin, Bolong.id - Desain jantung buatan terbaru Tiongkok didukung teknologi roket. Kini sedang diujikan pada pasien dengan jantung lemah.

Uji coba tersebut dilakukan pada 13 September 2020 oleh dokter di Rumah Sakit Kardiovaskular Internasional TEDA di Kota Tianjin, Tiongkok Utara. Setelah ditanamkan pada pasien pria berusia 63 tahun (identitas rahasia) untuk menggantikan jantungnya yang gagal. Alat tersebut berfungsi sebagai pompa untuk mengalirkan darah ke seluruh tubuh, secara signifikan mengurangi gejala gagal jantung, ujar Liu Xiaocheng, peneliti utama program klinik dan kepala rumah sakit.

Disebut HeartCon, jantung buatan ini memiliki berat hanya 180 gram dan lebih kecil dari ukuran kepalan tangan. Ini adalah hasil kerjasama jangka panjang antara rumah sakit dan China Academy of Launch Vehicle Technology, pembuat roket terkemuka di negara itu.

Xu Jian, Kepala Insinyur Proyek, mengatakan jantung buatan bekerja seperti mekanisme servo roket, yang digerakkan oleh pompa hidrolik. Mekanisme servo menggunakan umpan balik untuk mengontrol operasi.

"Mekanisme servo pada roket memiliki persyaratan kecepatan dan tenaga yang lebih tinggi, sedangkan jantung buatan menuntut lebih banyak fokus pada keselamatan dan kenyamanan karena kecil dan perlu ditanamkan," kata Xu.

Para ilmuwan mulai mengembangkan jantung buatan pada tahun 2009. Mereka menggunakan magnet dan levitasi cairan, yang digunakan dalam teknologi servo roket, untuk menghasilkan alat bantu ventrikel generasi ketiga yang dapat ditanamkan, pompa mekanis untuk mendukung fungsi jantung sekaligus menyebabkan lebih sedikit kerusakan pada darah pasien dibandingkan jenis sebelumnya.

Karena jantung buatan menggunakan pompa darah dan membutuhkan energi listrik untuk menghasilkan tenaga, ia bekerja pada baterai eksternal. Penanaman jantung buatan membutuhkan kawat, lebih tipis dari sumpit, agar dapat melewati perut pasien untuk menghubungkan pengontrol dan baterai eksternal.

Jantung Buatan China Teknologi Roket, Diuji pada Pria Usia 63 Tahun-Image-2

Dokter di Rumah Sakit Kardiovaskular Internasional TEDA menanamkan HeartCon, alat bantu ventrikel (8/7/19) - Image from China Daily

Alternatif untuk Transplantasi Jantung

Eksperimen hewan dimulai pada 2013. Seekor domba dengan jantung buatan bertahan hidup selama 120 hari. Empat tahun kemudian, para ilmuwan menanamkan HeartCon ke dalam enam domba dan membuat rekor baru karena salah satunya bertahan 180 hari.

Pada Maret 2019, dua pasien sakit kritis yang menjalani implan HeartCon untuk memperpanjang hidup mereka, akhirnya selamat.

Setidaknya ada 16 juta orang dengan gagal jantung di Tiongkok. Untuk pasien gagal jantung stadium lanjut, transplantasi adalah satu-satunya solusi. Namun, transplantasi dibatasi oleh kurangnya donor dan banyak yang meninggal saat menunggu.

"Sejak 2013, alat bantu ventrikel yang ditanamkan di seluruh dunia telah melampaui jumlah dan tingkat kelangsungan hidup transplantasi jantung," kata Liu. "Waktu hidup terlama pasien dengan jantung buatan adalah lebih dari 15 tahun."

Lebih lanjut, pasien dengan jantung buatan hanya membutuhkan antikoagulan (golongan obat yang dipakai untuk pembekuan darah) setelah operasi. Mereka tidak memerlukan berbagai obat anti penolakan yang harus dikonsumsi oleh penerima transplantasi jantung, kata Liu, menambahkan bahwa dengan kemajuan teknologi, jantung buatan dapat sepenuhnya menggantikan transplantasi.

Jantung buatan bisa diganti jika ada kerusakan.

Untuk pasien anak-anak, tim Liu sedang mengembangkan HeartCon yang lebih ringan, yang beratnya 80 gram.

Dibandingkan dengan jantung buatan yang diimpor, yang harganya mencapai USD 200.000 (Rp2,9 miliar), HeartCon akan datang jauh lebih murah, membawa manfaat bagi lebih banyak pasien di Tiongkok, kata Liu, sebagaimana dilansir dari Xinhua (13/10/20). (*)